KOLOSTRUM


PENDAHULUAN

1.1       Latar belakang 
            Angka kematian Bayi (AKB)  di dunia (90 %)  penyebab kematian terutama diakibatkan oleh pneumonia (18%), malaria (15%), diare (8 %) dan masalah gizi buruk (54%). Salah satu solusi dalam mengurangi penyebab kematian bayi adalah melalui pemberian ASI dalam 1 jam pertama (kolostrum) (Anna, 2011).
Angka kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2002/2003 sebanyak 35 per 1.000 kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap jam ada 18 bayi yang meninggal (Andy, 2009).
Di Sumatera Utara Angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yakni mencapai 22 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2010 Selain itu, menengitis 4,5 %, kelainan bawaan lahir (kongenital) 5,7 %, pneumonia 12,7%, diare 15 %, tetanus 1,7 %dan sebanyak 3,7 % tidak diketahui penyebabnya (Indra Widyastuti, 2011).
            Tingkat derajat kesehatan masyarakat Kota Padangsidimpuan pada 2009 cukup baik. Dimana angka kematian bayi (AKB) pada 2009 hanya 43 orang, prevalensi gizi buruk dan kurang hanya 0,06 persen (Satriadi Tanjung, 2010)
            Cakupan ASI eksklusif enam bulan menurun dari 42,4% pada tahun 1997 menjadi 32,5% pada tahun 2002. Jumlah bayi dibawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI, 2007).   Kolostrum mempunyai kasiat untuk membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Kolostrum mengandung protein, zat penangkal infeksi, mineral (terutama K, Na, dan Cl) dan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan zat antibodi yang mampu melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan (sumarah, 2009).
Kolostrum terbukti dapat meningkatkan kekebalan pada bayi baru lahir, oleh karena itu pengertian tentang kolosrum sangat penting karena banyak ibu yang tidak mengerti apa itu kolostrum. Hal ini diharapkan dapat memberi gambaran secara dini tentang manfaat kolostrum diharapkan dapat berdampak pada pengetahuan ibu untuk segera memberikan ASI yang mengandung kolostrum setelah melahirkan (Ambarwati, 1998)
            Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum, yang diperkirakan ASI yang kotor, buruk sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata kolostrum hanya sebagai pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh (Manuaba, 2002).
            Berdasarkan survey yang dilakukan penulis mulai bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2011 di kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terdapat ibu hamil sebanyak 30 orang, 4 dari 5 ibu hamil tidak mengetahui pentingnya pemberian kolostrum.
            Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pemberian Kolostrum di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2011.

1.2       Perumusan masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah  “Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2011”

1.3       Tujuan penelitian
1.3.1       Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum dikelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011.

1.3.2     Tujuan khusus
1.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan umur.
2.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan pendidikan.
3.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2011 berdasarkan sumber  informasi.

1.4          Manfaat penelitian
1.    Bagi Peneliti
            Untuk menambah wawasan penulisan serta menerapkan ilmu – ilmu kesehatan yang telah diterapkan selama di Akademi Kebidanan Darmais Padangsidimpun.
2.     Bagi Institusi Pendidikan
            Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan sekaligus bahan masukan bagi peneliti yang akan meneliti selanjutnya.
3.     Bagi Ibu Hamil
            Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi ibu hamil untuk memberikan kolostrum pada bayi baru lahir.



4.    Bagi Masyarakat
            Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi masyarakat diharapkan mengetahui manfaat kolostrum sehingga dapat mendukung pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 2. 1        Pengetahuan
2. 1.1    Pengertian Pengetahuan
 Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan yang mana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2010)

 2. 1.2  Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan,
yaitu :
1.     Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh badan  yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang telah dipelajari, antara lain menyebutkan, mengidentifikasi dan sebagainya.
2.     Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,  meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi.
3.     Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan rumus statistik dalam penghitungan hasil peneliti, dapat menggunakan siklus-siklus rumusan masalah dan kasus yang diberikan.
4.     Analisis (Analysys)
Analisis adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tertentu dan masih ada kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelom-
 pokkan dan sebagainya.

5.     Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6.     Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini ditingkatkan dengan kemampuan untuk melakukan mendeskripsipikasi dan menilai penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilian-penilaian ini berdasarkan kriteria yang ada, misalnya dapat membandingkan anak-anak yang cukup gizi, dapat menafsirkan ibu-ibu tidak dapat ber-KB (Keluarga Berencana) dan sebagainya.

   2. 1.3   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Yang mempengaruhi pengetahuan yang dikutip dari Prohealth  (2009), yaitu:
1.    Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
 2. Pendidikan
Pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
3. Sumber informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat kan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV (Televisi), radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

2. 2         Pengertian Kehamilan
            Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita di mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi yang meliputi perubahan fisik, psikologis dan sosial (Sarwono, 2007).    
            Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal (Kusmiyati, 2009).
            Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba,1998).

  2. 3       Pengertian Kolostrum
            Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah malahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang, atau cairan tahap pertama ASI yang dihasilkan selama masa kehamilan dan berakhir setelah kelahiran bayi (2-4 hari), berwana kuning keemasan atau krem, dengan volume 150 – 300 ml      /hari, serta lebih kental dibandingkan dengan cairan susu tahap berikutnya. (Proverawati, 2009).
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning- kuningan, lebih kuning dibandingkan dari ASI matur, bentukna agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel (Ambarwati, 2010).
                Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4/ke-7. Pada hari pertama dan kedua, beberapa ibu mengatakan bahwa ASInya belum keluar. Sebenarnya, meski ASI yang keluar pada hari tersebut sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari (Roesli, 2009).

2.3.1   Manfaat dan Kandungan kolostrum
Menurut Roesli (2009) kolostrum penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.
1.    Kolostrum “Cairan emas” yang encer dan seringkali berwarna kuning atau jernih ini lebih menyerupai darah daripada susu, mengandung sel-sel hidup yang menyerupai sel darah putih untuk membunuh kuman penyakit. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
2.    Merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses warna hitam.
3.    Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi daripada ASI yang matang. Komposisi ini menguntungkan bayi baru lahir karena dengan mendapatkan sedikit kolostrum sudah mendapatkan protein yang cukup banyak yang memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI matur.
4.    Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka  waktu 6 bulan.  
5.  Laktoferin adalah protein yang dapat mengikat zat besi, mirip dengan transferin dalam serum. Laktoferin bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram positif, bakteri gram negatif baik aerob maupun anaerob , dan jamur, kecuali Helicobakcter pylori dan spesies Neisseria, Treponema, dan Shigella yang membantu membawa zat besi untuk bayi.
6.    Kolostrum membantu pengeluaran mekonium (feses yang dikeluarkan bayi pada hari-hari pertama yang berwarna hijau kehitaman) sehingga membantu mencegah kuning pada bayi.

2.3.2   Faktor Imunitas Tubuh dan Faktor Pertumbuhan
Menurut Wikipedia (2009) Kolostrum mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir.
1.  Faktor Imunitas
  Adanya berbagai penyakit degeneratif (keturunan) dan infeksi yang menyerang manusia adalah disebabkan oleh lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara medis menunjukkan bahwa kolostrum :
  1. Mempunyai faktor imunitas yang kuat (Immunoglobulin, Lactoferin, Lactalbumin, Glycoprotein, Cytokines, dll)  yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan toksin.
  2. Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas, arthritis, alergi HIV.
  3. Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
  4. Mengandung Immunoglobulin yang telah terbukti dapat berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur dan anti toksin.
2.    Faktor Pertumbuhan
Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi untuk meningkatkan sistem metabolisme tubuh, memperbaiki sistem DNA (Dioksiribonukleat)  dan RNA (Ribonukleat) tubuh.
  1. Merangsang hormon pertumbuhan Human Growth Hormone (HGH)
  2. Membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit.
  3. Menghindari Osteoporosis.
  4. Memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh.
  5. Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam amino dan vitamin A, B12 dan E

2.3.3   Stadium ASI
1.    Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan/disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan. Komposisi ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Jumlah energi dalam kolostrum  hanya 56 kal/100 ml kolostrum dan pada hari pertama memerlukan 20-30 cc.
2.    Stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-5 sampai hari ke-10. Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
3.    Stadium III adalah ASI matur, yaitu ASI yang disekresi pada hari ke-10 sampai seterusnya (Irawati, 2010).

2.3.4    Refleks yang Mempengaruhi Produksi dan Pengeluaran ASI
Menurut Sitorus (2008) ada dua macam refleks yang mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI, yaitu :

1.    Refleks Produksi ASI
Adanya hisapan dari bayi terhadap puting ibu, merasa merangsang reseptor-reseptor syaraf pada puting susu dan areola yang diteruskan oleh hipotalamus. Hipotalamus akan merangsang glandula pituitaria bagian depan sehingga dihasilkan hormon prolaktin. Hormon ini berfungsi merangsang alveoli pada kelenjar susu untuk memproduksi air susu.
2.    Refleks Pengeluaran susu
Refleks ini terjadi akibat adanya hormon oksitosin yang diproduksi oleh glandula pituitaria bagian belakang. Hormon ini juga dihasilkan karena adanya hisapan bayi pada puting susu dan areola.

2.3.5   Penghambat Pengeluaran kolostrum
Menurut Roesli (2009) yang dapat menghambat pengeluaran ASI         /kolostrum yaitu :
1. Ibu yang sedang bingung dan pikirannya kacau.
2. Ibu yang khawatir kalau kolostrumnya tidak cukup
3. Ibu merasa kesakitan saat memberikan kolostrum
4. Ibu merasa sedih, cemas atau kesal.
5. Ibu malu untuk memberikan kolostrum.

2. 4            Kapasitas Lambung Bayi
Menurut Wiratara (2008) ibu khawatir dengan jumlah kolostrum yang hanya sedikit, apakah mencukupi kebutuhan dari bayi ataukah harus ditambahkan dengan susu formula. Seringkali pandangan ini yang membuat bayi diberikan susu formula. Berikut adalah ulasan tentang kebutuhan dari bayi baru lahir:
1.    Bayi berumur 1 hari memiliki kapasitas lambung sekitar 5–7 ml, atau hanya seukuran kelereng, dan menurut penelitian para ahli, ukuran lambung tidak akan meregang meskipun diberikan masukan susu dalam jumlah melebihi daya tampung. Jadi pemberian susu melebihi jumlah diatas hanya akan merembes melalui lubang-lubang yang ada di usus bayi. Jadi sebenarnya jumlah kolostrum yang tidak seberapa itu adalah jumlah yang sudah terukur dengan baik dan sudah disesuaikan untuk ukuran bayi.
2.    Pada hari ke-3, kapasitas perut bayi akan bertambah menjadi sekitar 22.5 ml–30 ml. Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
3.    Pada usia 7 hari, kapasitas lambung bayi mencapai sekitar 45 ml–60 ml atau seukuran bola pingpong. Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan bayi dan ASI anda mencukupi untuk diberikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1       Kerangka konsep
            Kerangka konsep adalah suatu ukraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).
            Berdasarkan uraian dan rumusan masalah di atas, maka penulis mengembangkan  kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independent                                         Variabel dependent
Pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum

  1. Umur
  2. Pendidikan
  3. Sumber informasi

            Variabel independen adalah sebab atau variabel yang mempengaruhi serta bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel independen adalah umur , pendidikan  dan sumber informasi.     
            Variabel Dependen adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi yang terdiri dari pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum.

3.2      Defenisi operasional
3.2.1        Pengetahuan
            Pengetahuan ibu hamil merupakan hasil dari tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek, dalam hal ini pengetahuan tentang kolostrum. Pengetahuan ibu hamil mengenai kolostrum diukur dengan instrumen berupa kuesioner, dengan kategori. Kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :
1.    Dikatakan pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan.
2.    Dikatakan pengetahuan cukup apabila responden dapat menjawab dengan benar 60%-75% dari seluruh pertanyaan.
3.    Dikatakan kurang apabila responden dapat menjawab  dengan benar         < 60% dari seluruh pertanyaan.

3.2.2        Umur
Umur responden terhitung mulai dari lahir sampai  penelitian ini dilaksanakan dengan kriteria :
1.    <  20 tahun
2.    20 – 30 tahun
3.     > 30 tahun
 3.2.3        Pendidikan
            Pendidikan yaitu suatu proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan atau prilaku seseorang, dimulai dengan :
1)    Dasar (tidak sekolah, SD, sederajat dan SMP)
2)    Menengah (SMA sederajat)
3)    Tinggi (Diploma, Sarjana)

3.2.4        Sumber informasi
            Sumber informasi adalah darimana responden mendapat informasi yang berhubungan dengan pemberian kolostrum.
            Ukuran yang digunakan :
1.    Media cetak (booklet, leaftet, flyer, flip chart, poster, majalah)
2.    Media elektronik (Televisi, radio, vidio, slide)
3.    Petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat)

3.3    Jenis Penelitian
            Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
3.4       Lokasi dan Waktu Penelitian
 3.4.1    Lokasi penelitian
            Lokasi yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah ibu hamil yang berada di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Karena belum pernah dilakukan penelitian di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Berdasarkan survey awal populasinya cukup, sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan tempatnya mudah dijangkau.

 3.4.2    Waktu penelitian
            Penelitian ini dimulai dari pengajuan judul yaitu mulai bulat Maret sampai Juni 2011.

3.5      Populasi dan Sampel
Pengertian populasi dan sampel menurut Notoatmodjo (2010)
1.     Populasi
Merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
2.     Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dianggap mewakili seluruh populasi
Sampel merupakan total populasi denga jumlah 30 ibu hamil. Jika sampel populasinya kurang dari 100 maka keseluruhan populasi dijadikan sampel      (Arikunto, 2006).

3.6       Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh adalah data primer yang penulis langsung dari responden melalui pengisian kuesioner oleh responden, dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang cara pengisian kuesioner pada responden, lembaran kuesioner dilengkapi dengan identitas responden dan kuesioner berjumlah 20 pertanyaan.
Prosedur penelitian
1.    Memproleh surat permohonan melakukan penelitian dari program studi kebidanan Padangsidimpuan
2.    Memproleh izin dari kepala desa Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
3.    Menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan
4.    Membagikan lembaran kuesioner kepada responden
5.    Mendampingi responden saat proses pengisian kuesioner
 
 3.7   Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1    Pengolahan data
            Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Editing
            Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan kuesioner agar data yang masuk dapat diperoleh secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan aspek pengukuran yang telah ditentukan.
2.    Coding
            Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk memperoleh masukan data dalam tabel.
3.    Tabulating
            Sebagai alat ukur dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel-tabel distribusi frekwensi.
 

Keterangan :
P = Presentase responden yang di jawab
F = Frekuensi jawaban yang benar
N = Jumlah soal
(Arikunto, 2006)
3.7.2    Analisa data
            Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang telah dilakukan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi, kemuduan dicari besar fresentase jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada sehingga dapat diambil kesimpulan dengan memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan, dimana :
1.     Skor jawaban yang salah adalah 0 (skor maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan skor) yaitu 0 x 20 = 0
2.     Skor jawaban yang benar adalah 5 (skor maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan skor) yaitu 5 x 20 = 100.
Maka aspek kategori pengetahuan :
1.     Baik = jika jawaban benar 15-20 pertanyaan
2.     Cukup = jika jawaban benar 12-14pertanyaan

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »