ASKEP NEFROTIK SYNDROM

ASKEP NEFROTIK SYNDROM

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
WHO telah menetapkan suatu program yang disebut dengan HFA (health For ALL) tahun 2000, artinya pada tahun 2000 setiap penduduk dunia berhak untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Sedangkan untuk Indonesia, pemerintah telah merencanakan program “ Indonesia Sehat 2010”.
Salah satu indicator keberhasilan tercapainya program Indonesia 2010, adalh infant Mortality Rate (IMR), berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang kesehatan (RPJK) yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional, dijelaskan bahwa “kematian anak balita menurun dari 40 per 1000 balita dewasa ini menjadi setinggi-tingginya 15 per 1000 anak balita pada tahun 2000”.
Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang anak-anak dan memerlukan perawatan di rumah sakit sindrom nefrotik lebih sering dijumpai.
Pada anak usia 1 – 5 tahun dengan perbandingan antara wanita dan pria adalah 1:2 .
Penyakit sindrom nefrotik ini dapat kambuh kembali apabila pengobatan dan perawatannya tidak teratur. Di samping itu sindrom nefrotik perlu pengobatan yang relatif lama.
Pengobatan steroid yang lama dapat menimbulkan efek samping. Nancy pomerhn Nelson dan Julie deckle, menerangkan beberapa efek samping dari penggunaan steroid yaitu: distensi abdomen, wajah bulat, ulkus gaster, gagal dalam pertumbuhan, hipertensi, panu dan demineralisasi tulang.
Tidak jarang penderita sindrom nefrotik dengan komplikasi berakhir dengan kematian. Masalah utama pada penderita sindrom nefrotik adalah penimbunan cairan dan rentan terhadap infeksi sekunder. Perawat sebagai profesi yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus , diharapkan dapat berperan dalam pelaksanaan perawatan yang paripurna melalui proses keperawatan.

 
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom nefrotik.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masalah yang diharapkan masalah yang dihadapi oleh pasien dengan sindrom nefrotik.
b. Untuk mengetahui rumusan diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan sindrom nefrotik.
c. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom nefrotik.
d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom nefrotik.
e. Untuk mengetahui tanggapan pasien setelah diberikan asuhan keperawatan.

C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam makalah ini yaitu terdiri dari tiga Bab. Dimana Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari, latar belakang, tujuan, sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan teoritis yang menguraikan tentang pengertian, penyebab, tanda dan geja, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, prognosa, pencegahan, pengobatan. Bab III Asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, tujuan, dan intervensi. Dan Bab IV berisi tentang rangkuman.




BAB II
LANDASAN TEORITIS



A. Pengertian
- Sindrom nefrotik adalah sebagai suatu sindrom yang disebabkan oleh perubahan generatif ginjal tanpa peradangan. (susan martin tucker)
- Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesteronemia (Dr. Rusepno Hasan dkk).
Dari dua pendapat tersebut di atas, sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesteronemia yang disebabkan oleh kelainan generatif tanpa adanya peradangan pada ginjal, dimana terjadinya peningkatan permeabilitas membran basalis glomrolus terhadap protein.

B. Etiologi
a. Penyakit parenkim ginjal primer
- glomeulonephritis akut pasca streptokokus
- glomeulonephritis idiopatik
b. Penyakit metabolic dan jaringan kolagen (sistemik)
- Diabetes mellitus
- Amiloidosis
- Henoch Schoelein Purpura
- Lupus eritematosus Sistemik
c. Gangguan sirkulasi sistemik
- Gangguan sirkulasi mekanik
- Right heart syndrom : kelainan katub trikuspidalis.
- Perikarditis dan tamponade jantung, penyakit jantung kongesti refrakter
- Trombosis vena renalis
d. Penyakit keganasan
- Penyakit Hodkin
- Limposarkoma
- Mieloma Multiple
e. Penyakit infeksi
- Malaria
- Syphilis
- Typoid abdominal
- Herpes zozter
- Hepatitis B
f. Toksin spesifik
- Logam berat : emas, bismuth, mecuri.
- Obat-obatan : trimetadion, parametadion, penisilamin.
g. Kelainan congenital
- syndrom nefrotik herediter
h. Sirosis hepatis, kahamilan, obesitas, transplantasi ginjal.

C. Tanda dan Gejala
Gejala klinik yang nampak adalah
1. Kenaikan berat badan secara progresif dalam beberapa hari/minggu.
2. Edema dapat mencapai 40 % dari berat badan.
3. Edema disekitar mata, perut, genetalia dan ekstremitas bawah lebih menonjol
4. Edema anasarka biasanya pada pasien dengan hipoalbuminemia berat (kurang dari 1,5 gr/100 ml)
5. Biasanya timbul asites dimana pasien mengeluh sesak nafas karena pleural effusion.
6. Sering dijumpai kulit ekstremitas pucat, mudah terjadi kerusakan dan rentan terhadap infeksi sekunder.
7. klien mudah lelah atau lethargie tapi tidak kelihatan sakit payah.
8. volume urin berkurang, warna agak keruh dan berbusa, selama beberapa minggu mungkin terdapat hemturia

D. Patofisiologi

PERMEABILITAS GLOMERULUS MENINGKAT

Kebocoran PBH melualui urin Kenaikan filtrasi LIPIDURIA
(protein-bound hormon) plasma protein

Penurunan plasma T-4 HIPERKOLESTROLEMIA

Kenaikan rebsorbsi ALBUMINURIA Kenaikan sintesis
Plasma protein protein dlm sel hepar

Katabolisme albumin HIPOPROTEINEMIA Penurunan volume
Dalam sel tubulus intravaskular

Malnutrisi Kenaikan volume
Cairan interstisial
Kehilangan protein
Melalui usus (enteropati)

Kerusakan sel tubulus

AMINOASIDURIA SEMBAB/EDEMA


(Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman, Hal 286, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1990)


SINDROM NEFROTIK

PROTEIURIA MASIF

HIPOALBUMINEMIA

TEKANANAN ONKOTIK KAPILER

Volume darah efektif

Aktivasi Simaptetik Renin angiotensin
Circulating Catecholamine
Humoral
Tahanan Vaskular Ginjal
Aktivasi Aldosteron
Desakan Starling & Tekanan
Kapiler Peritubular
Reabsorpsi Na+ pada tubulus

LFG
NATRIURESIS

VCES

SEMBAB

Patogenesis Sembab/edema pada sindrom nefrotik


(Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman, Hal 292, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1990)



E. Pemeriksaan Diagnostik
- Urinalisa
- Urine 24 jam
- Biopsi ginjal
- Serum kimia

F. Prognosa
Prognosa untuk kesemuhan akhir pada umunya baik walaupun kemungkinan berulangnya penyakut lazim terjadi dan keadaan seperti septicemia, peritonitis, atau syok dapat terjadi, akan tetapi sebagian besar pasien seperti alergi dan mempunyai harapan sehat di masa depan.
G. Pencegahan
1. Istirahat
Istirahat baribg dapat mempercepatnya hilangnya edema, ditujukan terutama pada pasien dengan edema anasarka dan infeksi.
2. Diet
Diet rendah garam (0,5 – 1 gr sehari) membantu menghilangkan edema. Minum tidak perlu dibatasi karena akan mengganggu fungsi ginjal kecuali bila terdapat hiponatremia. Diet tinggi protein teutama protein dengan ilai biologik tinggi untuk mengimbangi pengeluaran protein melalui urine, jumlah kalori harus diberikan cukup banyak.
H. Pengobatan
1. Diuretikum
Boleh diberikan diuretic jenis saluretik seperti hidroklorotiasid, klortahidon, furosemid atau asam ektarinat. Dapat juga diberikan antagonis aldosteron seperti spironolakton (alkadon) atau kombinasi saluretik dan antagonis aldosteron.
2. Antibiotik
Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi harus diperiksa kemungkinan adanya TBC
3. Digitalis
Diberikan pada pasien yang disertai gagal jantung
4. Tindakan mekanik
Fungsi asites, fungsi pleura dan fungsi pericardial dilakukan apabila ada indikasi vital
5. Pengobatan kortikosteroid
a. selama 28 hari, prednison diberikan peroral sebanyak 2 mg/kg/BB/hari dengan dosis maksimum sehari 80 mg.
b. Kemudian 28 hari kedua, prednison diberikan peroral sebanyak 1,5 mg/kg BB/ hari setiap 3 hari dalam satu minngu dengan dosis maksimum 60 mg/sehari. Bila terdapat respon, maka pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minngu.




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN




A. Pengkajian
Ds :
- Apakah terjadi perubahan pola berkemih?
- Apakah orang pernah sakit kepala dan mual?
- Apakah selera berubah? Apakah anoreksia?
- Apakah suka kecapaian?
Do :
- oedema : besar, lokasi, tingkat lekukan.
- Intake dan output : pemantauan tiap 6 jam sampai stabil
- Penimbangan berat badan dan pengukuran lingkar perut.
- Kondisi kulit : pengkajian yang sering dari menghebatnya edema yang bisa memecahkan kulit.
- Status respiratori : pemantauan tiap giliran dinas sekali (karena memburuknya kegagalan ginjal, oedema paru-paru)
- Tanda-tanda dan gejala infeksi
- Hasil pemeriksaan lab:proteinuria, LDL (Low Density Lipoprotein) dan VLDL selalu meninggi (Very Low Density Lipoprotein) meninggi, HDL normal atau menurun.




B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan volume cairan (lebih) b/d kerusakan permeabilitas glomerolus terhadap protein, sodium dan air.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.kehilangan protein melalui urin.
3. intoleran aktivitas b/d lethargi, kelemahan fiik dan bedrest.
4. Resiko terhadap infeksi b/d efek pemakaian steroid, bedrest dan edema

C. Tujuan
Tujuan umum : Untuk mengurangi proteinuria, koreksi hipoalbuminemia, menghilangkan sembab dan mencegah penyulit-penyulit.
Tujuan khusus:
- Dx I : Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan
- Dx II : Kebutuhan nutrisi (protein) tubuh terpenuhi.
- Dx.III : Klien dapat berpartisipasi dalam melakukan aktivitas untuk mencegah kebosanan dan klien tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitas
- Dx.IV : Tidak terjadi infeksi



D.RENCANA TINDAKAN
Diagnosa Keperawatan Kriteia Hasil Rencana Tindakan Rasional
Dx. I
Gangguan Volume cairan (lebih) b/d kerusakan permeabilitas glomerolus terhadap protein, sodium dan air.
( Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, Hal. 615)


Kriteria hasil :
- edema anasarka
- intake dan output seimbang
- tidak terjadi proteinuria.


- 1.1 kaji tanda – tanda kelebihan cairan (ukur tekanan darah, timbang berat badan, periksa adanya edema)

1.2 catat intake dan output setiap hari pada waktu yang sama

1.3 berikan diit rendah garam tinggi protein sesuai aturan.

1.4 Test berat jenis urin dan adanya protein dalam urin
1.5 Test jumlah protein, albumin dalam darah.

1.6 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan.


1.1 Pada nefrotik syndrom terjadi hypoalbuminemia sehingga tekanan osmotic plasma berkurang dengan tekanan hidrostatik kapiler meningkat sehingga terjadi kebocoran plasma ke jaringan intertisia dan terjadilah edema.
1.2 Pemantauan cairan peroral dengan parenteral serta output yang cermat diperlukan untuk pengendalian edema, selain mengetahui jumlah dan komposisi zat gizi yang masuk ke dalam tubuh untuk mengimbangi kehilangan protein yang terjadi
1.3 Pemberian diit rendah garam tinggi protein diperlukan untuk mengurangi edema dan untuk mengganti protein melalui urine, sehingga protein dalam tubuh mencukupi kebutuhan.
1.4 Peningkatan derajat jenis urin menunjukkan kepekatan urine dan banyaknya elektrolit yang keluar melalui urine. Protein dalam urine meninjukkan adanya kerusakan pada glomerolus.
1.5 Untuk mengetahui banyaknya penurunan protein yang terjadi.
1.6 Pemberian obat yang tepat dan cepat akan mempercepat proses penyembuhan penyakit.
Diagnosa Keperawatan Kriteia Hasil Rencana Tindakan Rasional
Dx. II
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, kehilangan protein melalui urine
(Rencana Askep, Doenges, hal 620) Kriteria hasil :
- Nafsu makan meningkat
- Wajah tidak pucat
- Albumin dalam batas normal (3,5 – 5,5 gr/dl) 2.1 Kaji staus nutrisi kien


2.2 Berikan diit tinggi protein


2.3 Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering

2.4Catat intake makanan setiap habis makan.
2.5Berikan suasana yang menyenangkan dan santai saat makan.
2.1Status nutrisi ditegakkan sebagai perbandingan dalam menentukan perubahan nutrisi klien selama sakit.
2.2 Diit tinggi protein diperlukan untuk menggantikan hilangnya protein dalam urine.
2.3 Dengan porsi makan yang kecil tapi sering akan membantu klien untuk tetap dapat mempertahankan staus nutrisinya.
2.4 Untuk mengevaluasi jumlah kalori yang masuk
2.5 Suasana yang menyenangkan dan santai akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis klien.



Diagnosa Keperawatan Kriteia Hasil Rencana Tindakan Rasional
Dx. III
Intoleran aktivitas b/d lethargi, kelemahan fisik dan bedrest
(Rencana Askep, Doenges, 536)
Kriteria hasil :
- Tubuh tidak terasa lemah lagi
- Wajah tidak pucat dan nampak segar
- Bisa melakukan aktivitas fisik sendiri. 3.1 Kaji tingkat respon terhadap aktivitas



3.2 Pantau nadi selama dan sesudah aktivitas.

3.3 Rencanakan perawatan untuk memberikan istirahat yang optimal


3.4 Berikan dorongan dan ajarkan pernafasan bibir aktifitas.



3.5 Panatu terhadap tanda keletihan ekstremitas, nyeri dada atau diaforesis selama dan sesudah aktifitas.
3.1Peningkatan toleransi aktifitas-altifitas menunjukkan ketidaktergantungan klien sehingga perawat mampu merencanakan intervensi berikutnya.
3.2 Vital sign dapat berubah apabila beraktifitas berlebihan sehingga menimbulkan kelelahan
3.3 Klien harus beristirahat optimal sehingga tidak melakukan aktifitas berat yang memerlukan energi lebih banyak.
3.4 Pernafasan bibir mempertahankan jalan nafas yang terbuka lebih lama selam ekhshalasi dan pengeluaran.
3.5 Keletihan ektremitas menandakan ketergantungan penuh terhadap perawat sehingga perawat mampu menentukan intervensi selanjutnya.


Diagnosa Keperawatan Kriteia Hasil Rencana Tindakan Rasional
Dx. IV
Resiko terhadap infeksi b/d pemakaian steroid, bedrest dan edema
(Rencana Askep. Doenges, Hal. 622) Kriteria hasil :
- Tidak terdapat protein dalam urine
- Edema berkurang
- Urine berwarna kuning jernih
- Suhu dan tubuh dalam batas normal. 4.1 Kaji tanda-tanda infeksi


4.2 Pantau kadar leukosit dalam darah

4.3 lakukan perawatan kulit secara teratur (mandi teratur, masase kulit dll)

4.4 Anjurkan klien ambulasi dini


4.5 Penuhi nutrisi secara optimal
4.1. Pemantauan tanda-tanda infeksi dini akan memperoleh proses penanganan selanjutnya
4.2 Peningkatan leukosit menandakan adanya infeksi dalam tubuh.
4.3 Perawatan kulit meningkatkan kulit tetap kering dan bersih sehingga tidak mudah terjadi infeksi.
4.4 Ambulasi dini mencegah dari atrofi otot, penekanan yang lama pada salah satu bagian tubuh dapat menyebabkan gangguan sirkulasi.
4.5 Nutrisi optimal dapat mencukupi kebutuhan tubuh sebagai proteksi alami dari tubuh.




BAB IV
PENUTUP



A. Rangkuman
Dalam makalah ini penulis telah menyimpulkan sebagi berikut :
- Sindrom nefrotik adalah sebagai suatu sindrom yang disebabkan oleh perubahan generatif ginjal tanpa peradangan.
- Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesteronemia.
- Adapun tanda dan gejalanya adalah kenaikan berat badan secara progresif , edema, asites, kulit ekstremitas pucat, klien mudah lelah, volume urin berkurang
- Prinsip asuhan keperawatan pada klien dengan nefrotik sindrom adalah didasarkan pada permasalahan yaitu mengatasi perubahan volume cairan, perubahan nutrisi,intoleran aktifitas dan potensial infeksi.
 Pemeriksaan Diagnostik
1. T4 Serum
2. T3 Serum
3. Tes THS
4. Tiroglobulin
5. Ambilan iodium radioaktif
6. Pemindai radio atau pemindai skintilasi tiroid
7. Implikasi tes tiroid dalam keperawatan
8. Tes fungsi tiroid berfungsi menegakkan diagnosa :
- Mengukur kadar kolesterol
- EKG
- Alanin transminase (LT) dan SGPT
- LDH
- USG
- CT-Scan
- MRI

F. Prognosa
1. Hiperparathyroid
Hiperparathyroid yang tidak diobati dapat mengakibatkan kegagalan jantung, hipertensi, depresi mental atau krisis hiper-kalsemik kedadalan ginjal. Sekali terbentuk sering menjadi progresif, walaupun telah dilakukan paratiroidektomi. Hal ini dilakukan untuk mngetahui diagnosa dini hiper-kalsemik.
2. Hipoparathyroid
Pengolahan bagi penderita hipoparathyroid sulit, kerena perbedaan antara dosis terapi dan dosis toksik vitamin D, acap kali kecil. Pada penderita yang diterapi selama beberapa tahun dengan pengawasan yang baik, dapat terjadi hiperkalsemia dan karenanya harus diadakan pemeriksaan kadar kalium, fosfor serum secara periodik.


G. Pencegahan
1. Hiperparathyroid
- Mempertahankan sistem imun tetap adekuat
- Penggunaan hormon tiroidsesuai indikasi
2. Hipoparathyroid
- Penggunaan obat-obatan sesuai indikasi

H. Pengobatan
1. Hiperparathyroid
- Apabila masalahnya berada di tingkat kelenjar tiroid, maka pengobatan yang diberikan adalah pemberian obat anti tiroid yang menghambat produksi HT/obat-obat penghambat beta untuk menurunkan hiperresponsifitas simpatis.
- Obat-obat tg merusak jaringan tiroid juga dapat diberikan, misalnya iodium radiooyg diberikan peroral akan diserap secara aktif oleh sel-sel tiroid yang hiperaktif, setelah masuk akan merusak sel-sel tersebut. Ini merupakan terapi permanen untuk hipertiroidisme dan sering menyebabkan seseorang kemudian menjadi hipotiroid dan memerlukan pemberian HT pengganti seumur hidup.
- Tiroidektomi parsial/total merupakan pengobatan pilihan, tiroidektomi total dan tiroidektomi pasrial, menyebabkan hipotiroidisme.
2. Hipoparathyroid
- Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
- Apabila penyebab hipotiroidisme berkaitan dengan tumor sususnan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radisi atau pembedahan


Baca juga : 






KEMOTERAPETIKA

KEMOTERAPETIKA

PENGERTIAN
          Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
          Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas :
·      Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat.
·      Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.
Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah :

     A.   Antibiotika

     B.   Sulfonamida

     C.   Anti Parasitik.
              1. Anti malaria
              2. Anti amuba
              3. Anti cacing

              4. Anti jamur

     D.   Anti virus

     E.    Anti neoplastika (sitostatika)

     F.    Lain-lain

              1. Anti TBC
              2. Anti Lepra           

A.      ANTIBIOTIKA

Pengertian antibotika
          Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari             anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
          Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey.
          Kemudian banyak zat  dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.         Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
          Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.

Mekanisme kerja
Mekanisme kerja antibiotika antara lain :
1.    Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma,  akhirnya sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin).
2.    Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeable akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida)
3.    Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk (kloramfenicol, tetrasiklin)
4.    Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak dapat berkembang (rifampisin)

Efek samping
          Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:
1. Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan  terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
2.    Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
3.    Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital.
Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi.  Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.

Penggolongan antibiotik berdasar aktivitasnya
          Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas :
1.    Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow  spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)
2.    Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif.
Contohnya   ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.

Kelompok antibiotika
Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:
1.    Golongan Penisilin
2.    Golongan Sefalosforin
3.    Golongan Aminoglikosida
4.    Golongan Kloramfenikol
5.    Golongan Tetrasiklin
6.    Golongan Makrolida
7.    Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
8.    Golongan lain-lain



1. Golongan Penisilin
          Antibiotik pertama yang ditemukan dari Alexander Fleming tahun 1928 di London yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey untuk penggunaan sistemik dengan menggunakan biakan Penisilium notatum. Akibat kebutuhan penisilin dalam jumlah besar pada saat perang dunia II, kemudian digunakan Penisilium chrysogenum yang dapat menghasilkan Penisilin lebih banyak. Sekarang  dibuat secara semi sintetis. Penisilin termasuk antibiotik golongan  betalaktam karena mempunyai rumus bangun dengan struktur seperti cincin  β lactam yang merupakan syarat mutlak untuk menunjukan khasiatnya.
          Jika cincin menjadi terbuka oleh enzym β lactamase. (penisilinase dan cefalosforinase) maka khasiat anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap
Rumus Bangun

Mekanisme kerja :
          Penisilin merintangi/ menghambat pembentukan/ sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah.

Resistensi
          Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan Bacteri Coli menjadi resisten terhadap penisilin.
Resistensi bakteri ini terbentuk dengan cara :
Bakteri membentuk enzym β lactamase atau bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri bentuk L dapat menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih) karena lama berkembangnya. Bakteri semacam ini dengan mudah dapat dimatikan dengan kotrimoksazol atau tetrasiklin.

Derivat ( turunan ) Penisilin
          Berdasarkan perkembangannya, terbentuk derivat-derivat Penisilin seperti di bawah ini :
A. Penisilin spektrum  sempit :
(1)          Benzil penisilin = Penisilin  G
Tidak tahan asam lambung, sehingga pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam lambung, karena itu penggunaannya secara injeksi atau infus intra vena.
(2)          Penisilin V = Fenoksimetil Penisilin
Penisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan.
(3)          Penisilin tahan Penisilinase
Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G dan penisilin V. Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin.
Kombinasi kloksasilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E. Coli, H. Influenza dan Staphylococcus aureus. Contohnya Augmentin (Beecham).
Asam klavulanat adalah senyawa β lactam dari hasil fermentasi Streptomyces clavuligerus.



B. Penisilin spektrum luas :
(1)     Ampisilin 
Spektrum kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap penisilin-G. Khasiatnya terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan daripada penisilin-penisilin spektrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran pernafasan (bronkitis), saluran penceranaan (desentri), dan infeksi saluran kemih.
(2)     Amoksilin
Spektrum kerjanya sama dengan ampisilin, tetapi absorbsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak di gunakkan terutama  pada bronkitis menahun dan infeksi saluran kemih.

Obat Generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping.
1. Benzil Penisilin (Penisilin G).
Indikasi          
Infeksi tenggorokan, otitis media, streptococus endo karditis,   meningo  kokus, meningitis, pnemonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki.
Kontra indikasi
Hipersensitiv itas (alergi) terhadap penisilin
Efek  samping
Reaksi allergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare.
Sediaan
Benzatin Penisilin G (generik) Injeksi

2. Fenoksi Metil Penisilin (Penisilin V)
Indikasi
Tonsilitis, otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.
Kontra indikasi dan efek samping sama dengan Benzil Penisilin.
Sediaan
Phenoxymethyl Penicillin (generik),      tablet 250mg, 500mg.



3. Ampisilin
Indikasi
Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis,  gonorrhoe.
Kontra indikasi
Hipersensitiv terhadap penisilin
Efek samping
Mual,diare, ruam, kadang-kadang kolitis
Sediaan
Ampisilin (generik) Kapsul 250mg,          Kaptab 500mg Serbuk injeksi, sirup  kering.
Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 25o C

4. Amoksisilin
Indikasi
(lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan     
Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.
Sediaan
Amoksisilin  (generik), kapsul 250 mg, kaptab 500mg, serbuk injeksi , syr. kering.
Cara penyimpanan
Dalam botol tertutup rapat.

5. Co Amoksiklav (amoksisilin-asam klavulanat).
Kontra Indikasi dan Efek Samping sama dengan ampisilin.
Sediaan
Coamoksiklav (generik), kaptab

Spesialite obat-obat penisilin.
 NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
1
Benzilpenisilin
Prokain Penisilin G Meiji
Meiji Indonesia


Panadur LA
Sunthi Sepuri
2
Penisilin V
Fenocin
Dumex Alpharma Indonesia


Ospen
Novartis Indonesia
3
Kloksasilin
Ikaclox
Ikapharmindo
4
Ampicillinum
Penbritin
Beecham


Omnipen
Wyeth


Viccilin
Meiji


NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
5
Amoksisillin
Amoxil
Beecham

(Amoxicillinum )
Topcillin
Dankos


Ospamox
Biochemi
6
Co-Amoxyclav
Augmentin
Beecham


Clavamox
Kalbe Farma


2. Golongan Sefalosporin
          Cephalosporin diperoleh dari biakan Cephalosporinum acremonium. Seperti halnya penisilin, daya antimikrobanya terletak pada cincin β lactam, dengan mekanisme kerja berdasarkan perintangan sintesis dinding sel.
          Walaupun aktivitasnya luas, namun sefalosporin bukan merupakan obat pilihan pertama untuk penyakit manapun, karena masih terdapat obat – obat lain yang kurang lebih  sama khasiatnya dan jauh lebih murah harganya.
          Efek samping yang terpenting pada penggunaan oral berupa gangguan lambung-usus dan reaksi reaksi alergi seperti penisilin, yakni rash, urticaria, anafilaksis. Alergi silang sering terjadi dengan derivat penisilin. Pada penggunaan i.v sering terjadi tromboflebitis dan nyeri di tempat suntik.

Aktivitas
          Bersifat bakterisid dengan spektrum kerja luas terhadap banyak kuman gram positif dan negatif, termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus

Obat Generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1.      Sefaklor
Indikasi
Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif
Kontra indikasi
hipersensitiv terhadap sefalosporin, porfiria
Efek samping
diare dan kolitis, mual muntah, sakit kepala
Sediaan
Cefaclor (generik) kapsul 250mg, 500mg

2.      Sefadroksil
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Cefadroksil (generik), kapsul 250mg, 500mg, sirup kering.

3.      Sefotaksim
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Cefotaxime (generik) serbuk inj

4.      Seftazidim
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Ceftazidime (generik) serbuk inj

5.      Seftriakson
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Ceftriaxone (generik) serbuk inj.

6.      Sefuroksim
Indikasi
Profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadapH. influenzae, dan N.gonorrhoeae.
Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Cefuroxime (generik) serbuk inj.


7.      Sefaleksin
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Cephalexin (generik) kapsul 250 mg, 500mg

8.      Sefradin
Indikasi
Profilaksis bedah (lihat sefaklor).
Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Cephradin (generik) kaps 250mg, 500mg,     sirup kering.


9.      Sefazolin
Indikasi
Profilaksis bedah (lihat sefaklor).
Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
Sediaan
Sefazolin (generik), serbuk inj

Spesialite obat-obat golongan sefalosporin.
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK

Sefadroksil
Duricef
Bristol-Myers Squib


Cefat
Sanbe Farma

Sefotaksim
Claforan
Hoechst


Clacef
Dexamedica

Sefaleksin(Cephalexinum)
Tepaxin
Takeda


Cefabiotic
Bernofarm


Ospexin
Novartis

Seftriaxone
Rocephin
Roche

Sefradin(Cephadrinum)
Velocef
Bristol-Myers Squib


Ceficin
Kalbe Farma

Sefazolin
Cefacidal
Squib

Sefaklor
Ceclor
Tempo


Cloracef
Ethica

Sefuroksim
Cefurox
Prafa


Kalcef
Kalbe Farma


Zinnat
Glaxo Wellcome

Seftazidim
Ceftum
Dexamedica


3. Golongan Aminoglikosida
          Golongan ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram negatif. Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang menghasilkan streptomisin, yang aktif terutama terhadap mikroba gram negatif termasuk terhadap basil tuberkulosis.
          Kemudian ditemukan lagi berbagai antibiotik lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga antibiotik ini dimasukan dalam satu kelompok yaitu antibiotik golongan aminoglikosida. Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino pada rumus molekulnya.

Mekanisme kerja
          Dengan mengikatkan diri pada ribosoma sel-sel bakteri, sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan.
         
Penggolongan
Berdasarkan rumus kimianya digolongan sebagai berikut :
·      Streptomisin
·      Neomisin
·      Kanamisin
·      Gentamisin
·      Framisetin
a)      Steptomisin
          Diperoleh dari steptomyces griseus oleh walksman (1943) dan sampai sekarang penggunaannya hampir terbatas hanya untuk tuberkulosa.
          Toksisitasnya sangat besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani organ keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit kepala, vertigo, mual dan muntah. Kerusakan bersifat bersifat revesible, artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan  obat diakhiri meski kadang-kadang tidak seutuhnya.
          Resistensinya sangat cepat sehingga dalam penggunaan harus dikombinasi dengan INH dan PAS Na atau rifampisin. Pemberian melalui parenteral karena tidak diserap oleh saluran cerna. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin, menyebabkan kerusakan organ pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga obat ini tidak digunakan lagi sekarang.
Obat generik : -

b)      Neomicin
          Diperoleh dari Streptomyces fradiae oleh Waksman. Tersedia untuk penggunaan topikal dan oral, penggunaan secara parenteral  tidak dibenarkan karena toxis. Karena baik sebagai antibiotik usus (aktif terhadap bacteri usus) maka digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi. Penggunaan lokal banyak dikombinasikan dengan antibiotik lain (polimiksin B, basitrasin) untuk menghindari terjadinya resistensi.
Obat generik :-

c)       Kanamisin
          Diperoleh dari Streptomyces Kanamyceticus (Umezawa 1955). Persediaan dalam bentuk larutan atau bubuk kering untuk injeksi.pemakaian oral hanya kadang-kadang diberikan untuk infeksi usus, atau membersihkan usus untuk persiapan pembedahan.
          Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC, bahkan yang resisten terhadap streptomisin sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonas (suntikan) Efek sampingnya gangguan kesimbangan dan pendengaran, toksis terhadap ginjal .
Obat generik  : Kanamysin. serbuk inj. 1 gr /vial, 2gr /vial.

d)      Gentamisin
          Diperoleh dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman garam negatif seperti Proteus, Pseudomonas , Klebsiella, Enterobacter. yang antara lain dapat menyebabkan meningitis, osteomielitis pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kencing, telinga, hidung dan tenggorokan.
          Sebaiknya penggunaan gentamisin secara sistemis hanya diterapkan pada infeksi-infeksi yang berat saja, dan penggunaan gentamisin secara topikal khususnya di lingkungan rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada kuman-kuman yang sensitif.
          Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran toksis terhadap ginjal
Sediaan     : dalam bentuk injeksi dan salap (topikal)
Obat generik:  Gentamisin (generik) Cairan inj. 10 mg/ml, dan         40 mg/ml.

e)       Framisetin:
          Diperoleh dari Streptomyces decaris. Rumus kimia dan khasiatnya mirip Neomisin. Hanya di gunakan secara lokal saja, misalnya salap atau kasa yang diimpragnasi.

Spesialite obat-obat golongan Amino glikosida.
NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
1.        
Kanamisina Sulfat
Kanabiotic
Kanarco
Kanoxin
Berno Farma
Ponco
Dumex Alpharma
2.        
Gentamisina
Ottogenta
Pyogenta
Sagestam
Garamycin
Otto
Kalbe Farma
Sanbe Farma
Schering
3.        
Tobramisina Sulfat
Tobryne
Nebcin
Fahrenheit
Tempo Scan Pasific
4.        
Neomisin Sulfat
Neobiotic
Bernofarm

(Neomycini Sulfat)


5.        
Framisetin
Sofra Tulle
Darya Varia

(Framycetin)
Daryant-Tulle
Darya Varia
6.        
Streptomisin (Streptomycini)
Sterptomycin Meiji
Meiji
7.        
Amikasin (Amikacini)
Amikin
BMS


4. Golongan Kloramfenikol
          Kloramfenikol diisolasi pertama kali  pada tahun 1974 dari Streptomyces venezuelae.Merupakan antibiotik dengan spectrum luas dan memiliki daya antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal.
          Karena toksisitasnya, penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat akibat Haemophilus influenzae, demam tifoid, meningitis , abses otak dan infeksi berat lainnya. Bentuk tetes mata sangat bermanfaat untuk konjungtivitis bakterial.
          Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan rasanya sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk esternya yaitu K-Palmitat dan K -Stearat/ Suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk suspensi. Dalam tubuh bentuk ester akan diubah menjadi kloramfenikol aktif.

Mekanisme kerja : merintangi sintesis protein bakteri.
Efek samping :
·      Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul anemia aplastis.
·      Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, diare,
·      Gangguan neuron: sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer
·      Pada bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray sindrome.

Penggunaan
          Kloramfenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk thypus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae).Sebaiknya tidak diberikan pada bayi prematur untuk menghindari gray sindrom karena enzym perombakan di hati bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui.
          Derivat kloramfenikol ialah tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti kloramfenikol karena dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu)
Obat Generik
·      Kloramfenicol (generik) Kapsul 250 mg, suspensi 125 mg/5 ml
·      Tiamfenicol (generik) kapsul 250 mg,  500 mg.




Spesialit obat-obat kloramfenikol
NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
1
Kloramfenicol
Chloramex
Dumex Alpharma ind


Colme
Interbat


Colsancetine
Sanbe


Kalmicetin
Kalbefarma


Kemicetine
Carloerba / Dankos
2
Tiamfenikol
Biothicol
Sanbe


Urfamycin
Zambon


Thiamycin
Interbat


Thiambiotic
Prafa


5. Golongan Tetrasiklin
          Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari klortetrasiklin.
          Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spektrum luas, bersifat bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang karena masalah resistensi.

Sifat kimia
          Berwarna kuning, bersifat amfoter dan mudah terurai oleh cahaya menjadi anhidro dan epi tetrasiklin yang toksis untuk ginjal. Tetrasiklin yang  telah mengalami penguraian mudah dilihat dari sediannya yang berwarna kuning tua sampai coklat tua. Tetrasiklin harus disimpan.di tempat yang kering, terlindung dari cahaya.
          Dengan logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Fe ) membentuk kompleks yang inaktif, maka tetrasiklin tidak boleh diminum  bersama dengan susu dan obat – obat antasida.

Penggunaan 
          Tetrasiklin banyak digunakan untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera, infeksi saluran empedu. Penggunaan lokal sering dipakai karena jarang menimbulkan sensitasi.

Efek samping:
·      Mual, muntah-muntah ,diarre karena adanya perubahan pada flora usus.
·      Mengendap pada jaringan tulang dan gigi yang sedang  tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang serta pertumbuhan tulang terganggu.
·      Foto sensitasi
·      Sakit kepala, vertigo

Peringatan /  larangan :
·      Tidak boleh diberikan pada anak-anak di bawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui
·      Tidak boleh diberikan pada  pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati.

Kontra indikasi
          Penderita yang hipersensitiv terhadap tetrasiklin

Anggota golongan tetrasiklin yang lain :
·      Klortetrasiklin, diberikan secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu
·      Oksitetrasiklkin (generik), cairan injeksi 50 mg/ vial : diberikan secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu
·      Doksisiklin, bersifat long akting, absorbsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu
·      Minosiklin, dianjurkan untuk meningitis, bronchitis dan jerawat. Pemberian secara oral.

Spesialite obat-obat golongan Tetrasiklin.

NO

GENERIK
NAMA DAGANG
PABRIK
1
Tetrasiklin
Dumocycline
Dumex Alphara ind


Super Tetra
Darya Varia


Tetra Sanbe
Sanbe
2
Doxycycline
Dotur
Novartis Indonesia


Interdoxin
Interbat
3
Oxytetracycline
Teramycin
Pfizer Indonesia.
4
Minosiklin
Minocin
Phaphros.


6. Golongan Makrolida
Kelompok antibiotik ini teridiri dari eritromisin dan spiramisin
a)      Eritromisin.
          Dihasilkan oleh Streptomyces erythreus. Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme kerja merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam (mudah terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil pada suhu kamar. Untuk mencegah pengrusakan oleh asam lambung maka dibuat tablet salut selaput atau yang digunakan jenis esternya (stearat dan estolat) .
          Karena memiliki spektrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan sebagai alternatif pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif terhadap penisilin.
Sediaan : Erytromisin (generik) kapsul 250 mg, 500 mg, sirup kering 200 mg / 5 ml

b)      Spiramisin
          Spektrum kegiatannya sama dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntungannya adalah daya penetrasi ke jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari Eritromisin.
Sediaan :  Spiramisin (generik) tabl. 250 mg, 500 mg.

Spesialite obat-obat golongan makrolida
NO
GENERIK
NAMA DAGANG
PABRIK
1
Erytromisin
Erysanbe
Sanbe


Erythrocyn
Abbot Indonesia
2
Spiramisin
Rovamycine
Rhone Poulenc Ind


Spiradan
Dankos
3.
Roxythromycin
Rulid
Hoechst
4
Azithromycin
Zithromax
Pfizer


Zycin
Interbat


7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat

a)      Rifampisin
          Antibiotik yang dihasilkan dari Streptomyces mediterranei. Berkhasiat bakteriostatik terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita dengan pengobatan rifampisin perlu diberitahu bahwa obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urin, dahak, keringat dan air mata, juga pemakai lensa kontak dapat menjadi merah permanen.

b)      Asam fusidat
          Dihasilkan oleh jamur antara lain Fusidum coccineum . Merupakan satu-satunya antibiotik dengan rumus steroid Aktifitasnya mirip penisilin tetapi lebih sempit. Berkhasiat bakteriostatik berdasarkan penghambatan sintesis protein bakteri. Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat ini dikombinasikan dengan eritromysin atau penisilin
 
Spesialite obat-obatan golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
NO
GENERIK
NAMA DAGANG
PABRIK
1
Rifampicin
Kalrifam
Kalbe Farma


Rifam
Dexamedica


Rifamtibi
Sanbe Farma
2
Asam fusidat
Rucidin
Leo Pharmaceutical


8.      Golongan lain-lain
Kelompok ini terdiri dari :
·      Linkomisin
·      Klindamisin

·      Golongan Kuinolon


a)      Linkomisin
          Berasal dari Streptomyces lincolnensis,  memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dengan spektrum lebih sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan ke kedua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin khususnya pada radang tulang (osteomielitis)

b)      Klindamisin
          Merupakan derivat linkomisin. Sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan jerawat.

c)       Golongan Kuinolon :
            Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat pembentukan DNA kuman. Golongan ini terdiri dari :
·      Asam nalidiksat
·      Ofloksasin
·      Spirofloksasin
·      Norfloksasin.
          Interaksi golongan kuinolon, bila muncul tanda inflamasi atau nyeri pada tendon, maka pemakaian obat harus dihentikan dan tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang.

(1) Asam Nalidiksat
Efektif untuk infeksi saluran kemih. Preparat : Asam nalidiksat (generik ) tablet 500 mg. Di Indonesia saat ini,  juga beredar asam pipemidat


     (2) Ofloksasin.
Digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe. Kontra indikasi : untuk pasien epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita  hamil/ menyusui.
Sediaan: Ofloksasin (generik) tabl 200 mg, 400 mg
         
     (3) Siprofloksasin
Terutama aktif terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella dan shygella. Meskipun aktif terhadap kuman gram positif seperti Str. pneumonia tapi  bukan merupakan obat pilihan utama untuk  Streptococcus pneumonia. Siprofloksasin terutama digunakan untuk infeksi saluran  kemih, saluran cerna (termasuk Thypus abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak dianjurkan untuk anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan. Dapat menimbulkan tremor, gagal ginjal, sindrom Steven Johnson dan lain - lain. Hati-hati untuk pengendara karena dapat menurunkan kewaspadaan.
 Sediaan: Ciprofloksasin (generik ) tablet 200 mg,                  kaptab 500 mg
    
     (4) Norfloksasin
Indikasi : efektif untuk infeksi saluran kemih
Kontra Indikasi : dapat menimbulkan anorensia, depresi, ansietas dan lain – lain.
Perhatian : hati-hati pada pengendara karena dapat mengurangi kewaspadaan.
Sediaan Generik: -

Spesialite obat-obat golongan Kuinolon.
NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
1
Ciproflokxacin
Ciproxin
Bayer


Baquinor
Sanbe Farma
2
Ofloxacin
Tarivid
Kalbe/Daichi
3
Lincomycin
Lincocin
Up John
4
Nalidixic Acid
Negram
Sanofi
B.      SULFONAMIDA

Pengertian
          Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar :
H2N – C6H4 – SO2NH R
          Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida.
          Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
          Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme  saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa :
H2N – C6H4 - COOH

Efek samping
          Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan  sulfa perlu :
·      penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan senyawa yang mengkristal.
·      minum air yang banyak  (minimum 1,5 liter / hari)
·      dengan membuat preparat kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin,  sulfamerazin, sulfamezatin.

Penggolongan
          Berdasarkan efek yang dihasilkan sulfonamida dibagi menjadi 2, yaitu :
·      Efek sistemis, contohnya kotrimoksazol, trisulfa
·      Efek lokal, contohnya sulfacetamid

1. Trisulfa
Indikasi
Infeksi oleh kuman gram pos dan neg yang peka terhadap obat ini misalnya infeksi saluran nafas dan saluran pencernaan.
Kontra indikasi
Hipersensitiv terhadap obat ini kehamilan dan masa menyusui.
Efek samping
Gangguan kulit, muntah, diare, kristal una dan gangguan darah
Sediaan
Tablet 500 mg (generik)
Cara penyimpanan
Dalam wadah tetutup baik, terlindung dari sinar.

2. Kotrimoksazol        
          Kotrimoksazol merupakan kombinasi antara trimetroprim dan sulfametoksazol dengan perbandingan 1 : 5
Indikasi
Antibakteri spectrum luas, infeksi saluran kemih, infeksi THT, bronkitis kronis, demam tifoid    dan shigellosis
Kontra indikasi
Hipersensitiv terhadap sulfa, gagal ginjal, gangguan fungsi hati   yang berat
Perhatian
Pada penggunaan jangka panjang perlu dilakukan hitung jenis sel  darah, hindari penggunaan pada bayi di bawah 6 minggu.
Efek samping
Gangguan darah, mual, muntah, ruam (termasuk sindrom Stevens – Johnson) reaksi allergi,  diare dll.
Sediaan
Cotrimoksazol (generik)  Suspensi 240 mg/ 5 ml, Tablet     480 mg
Cara penyimpanan
Wadah kedap udara, terlindung dari sinar

3. Sulfacetamid          
          Adalah golongan sulfonamida yang digunakan dalam salep dan tetes mata.

Spesialite Obat-obat Sulfonamida
NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
1
Sulfadiazin+Sulfamerazin+
Trisulfa
Kimia Farma

Sulfamezatin

Indo Farma
2
Sulfacetamida Natrium
Albucid
Nicholas

(Sulfacetamidum Natricum)


3
Cotrimoksazole
Bactrim
Roche

(Trimetoprim+Sulfametho-xazole
Bactricid






















C.      ANTI PARASITIK
         
1. Anti Malaria
Pengertian
          Anti malaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah :
·      demam berkala, disertai menggigil
·      nyeri kepala dan nyeri otot
·      hati membesar, sehingga timbul rasa mual dan muntah
·      anemia
Ada 3 jenis penyakit malaria yaitu :
a.    Malaria tropika.
Penyebabnya Plasmodium falcifarum dengan gejala : serangan demam tidak menentu disertai nyeri kepala hebat, bila terjadi kerusakan eritrosit dalam jumlah besar dan kemudian menyumbat pembuluh kapiler ke otak maka dapat menimbulkan kematian dalam beberapa hari. Sifat penyakit ini tidak residif (dapat sembuh total, tidak berulang kambuh)
b.  Malaria tertiana
Penyebabnya  Plasmodium vivax dan ovale
Dengan gejala : demam berkala yang timbul 3 hari sekali
Sifat penyakit  : sering kambuh (residitif) karena adanya bentuk exo eritrocyt sekunder.
c.    Malaria kwartana
Penyebabnya  Plasmodium malariae
Dengan gejala : demam berkala setiap 4 hari sekali
Sifat penyakit : residitif (sering kambuh) karena adanya bentuk exo eritrosit sekunder.


Penggolongan obat malaria
a)      Obat-obat pencegah / profilaktik
          Untuk perlindungan terhadap gigitan nyamuk (kloroquin, meflokuin) sebenarnya yang terpenting adalah perlindungan pribadi terhadap gigitan nyamuk. Kelambu yang telah diimpregnasi dengan permetrin dapat mencegah berbagai gigitan nyamuk, begitu juga anti nyamuk bakar, anti nyamuk listrik, anti nyamuk semprot.
          Formula Dietiltoluamid (DEET) dalam lotio, roll on dan semprot sangat efektif dan tidak berbahaya jika digunakan pada kulit, tetapi efek perlindungannya  hanya beberapa jam saja
b)      Obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum
Contohnya kina, kloroquin, pirimethamin, meflokuin, halofantrin)
c)       Obat-obat pencegah kambuh. Contohnya primakuin
d)      Obat – obat pembunuh gametosid

(1)     Klorokuin
          Malaria yang disebabkan plasmodium falciparum sudah resisten terhadap kloroquin hampir diseluruh bagian dunia. Di Papua Nugini dilaporkan plasmodium vivax juga resisten terhadap kloroquin.
Indikasi
Obat terpilih untuk pengobatan malaria ringan (yang disebabkan plasmodium vivax), profilaksis/ pencegahan malaria di daerah dengan kemungkinan resistensi kloroquin masih rendah, digunakan juga bersama proguanil bila terdapat malaria falsiparum yang resisten terhadap klorokuin, diindikasikan juga untuk arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus
Kontra indikasi
Penderita gangguan fungsi hati / ginjal, kehamilan, gangguan neurologis (hindari untuk pasien epilepsi).
Efek samping
gangguan saluran cerna, sakit kepala, kejang, gangguan penglihatan, over dosis,  sangat toksis
Sediaan

Klorokuin (generik) tablet 100 mg, 150 mg

Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembaban.
         
(2)     Halofantrin
          Digunakan untuk pengobatan malaria falsifarum, tetapi sekarang jarang digunakan. Tidak boleh digunakan untuk malaria ringan,  juga bila meflokuin sudah digunakan untuk profilaksis.

(3)     Meflokuin
          Digunakan untuk profilaksis malaria di daerah endemis malaria falsifarum yang resisten terhadap kloroquin. Efektif terhadap malaria ringan, tapi tidak dianjurkan, kecuali  yang telah resisten terhadap Kloroquin
Indikasi
Kemoprofilaksis malaria, pengobatan malaria falsiparum (lihat atas)
Kontra indikasi
Hindari penggunaan pada wanita hamil (efek teratogenik pada hewan    percobaan), hindari kehamilan sampai 3 bulan menyusui, depresi, riwayat epilepsi.
Efek samping
Mual, muntah, diare sakit perut, pusing, gangguan keseimbangan.
Sediaan generik
-

(4)     Primaquin.
Indikasi
Pengobatan radikal malaria Vivax atau ovale, pengobatan kambuhnya malaria lain dengan siklus   ekso eritrosit sekunder.
Kontra indikasi
Penyakit yang berkaitan dengan granulositopenia (artritis rematoid,   lupus eritematosus), kehamilan, menyusui, anak di bawah 4 tahun
Efek samping
Mual, muntah, sakit perut. anemia hemolitik
Sediaan

Primaquin (generik) tablet 15 mg

Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembaban.

(5)     Pirimetamin.
Indikasi
Pengobatan malaria falsiparum, dan dapat digunakan bersama atau sesudah kinina. Pirimetamin tidak boleh digunakan tersendiri, harus digunakan bersama sulfadoksin   atau dapson
Kontra indikasi
Gangguan fungsi hati/ ginjal, wanita hamil, menyusui.
Efek samping
Depresi sistem hematopoesis, dosis besardapat menyebabkan  ruam kulit, insomnia.
Sediaan
Pirimetamin (generik) tablet  25 mg.

Pirimetamin + Sulfadoksin (generik) tabl  S-doksin 300mg + pirimetamin 25 mg                     

Cara Penyimpanan
Wadah kedap udara, terlindung terhadap sinar.
(6)     Kina
          Merupakan obat malaria tertua dari alkaloid pohon Cinchona succirubra.
Indikasi
Pengobatan malaria falsiparum
Kontra indikasi
Hemoglobin uria, neuritis optik
Efek samping
Sakit kepala, telinga berdenging, gangguan keseimbangan, penglihatan kabur, mual, muntah, ruam kulit, gangguan darah, karena diyakini  berkhasiat oksitosik maka banyak disalahgunakan untuk abortus, juga berkhasiat analgetik-antipiretik
Sediaan
Kina (generik) tabl 200 mg
Kuinin dihidroklorida (generik) cairan injeksi  25 %
Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar.

Spesialite Obat-obat Malaria:
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Klorokuin
Nivaquine
Rhone Poulenc

Chloroquinum
Riboquin
Dexa medica


Resochin
Bayer
2
Sulfadoxin+Pyrimetamin
Fansidar
Roche


Suldox
Dumex
3
Kinin Sulfat(Quinini Sulfas)
Tablet Kina
Kimia Farma
4
Eukinin/Kinin Etil Karbonat
Euchinin
Kimia Farma

(Quinini Aethyl Carbonat)


5
Meflokuin
Malacid
Dexa medica


2 . Anti Amuba
Pengertian
          Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba.
          Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar.
          Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba)
Bentuk amuba dan cara penularannya :
·      Bentuk kista merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki membran pelindung yang ulet dan tahan getah lambung.
·      Bentuk minuta (kecil)
     Bila makanan yang terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia, kista akan pecah dan berkembang menjadi bentuk aktif yang disebut tropozoit, memperbanyak diri dengan pembelahan dan hidup dari bakteri-bakteri yang ada di usus, akibatnya terjadi luka-luka kecil pada mukosa usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare berlendir dan berdarah.

·      Bentuk Histolitika
     Pada kasus tertentu tropozoid melewati dinding usus, berkembang menjadi  2 kali lebih besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung, paru-paru, otak khususnya hati) di sini tropozoid - tropozoid ini hidup dari eritrosit dan sel-sel jaringan yang dilarutkan olehnya dengan jalan fagositosis sehingga jaringan yang ditempatinya akan mati (nekrosis).
          Sebagian tropozoid ada yang menjadi kista, akan keluar bersama tinja si penderita, dengan perantaraan lalat atau tangan yang kotor atau makanan dapat masuk lagi ke tubuh manusia yang lain
         
Penggolongan obat
Dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
1.    Obat amubiasid kontak, meliputi senyawa-senyawa metronidazol dan tinidazol, antibiotika antara lain tetrasiklin dan golongan aminoglikosida.
2.    Obat amubiasid jaringan, meliputi senyawa nitro-imidazol (metronidazol tinidasol) yang berkhasiat terhadap bentuk histolitika di dinding usus dan jaringan-jaringan lain. Obat golongan ini merupakan obat pilihan dalam kasus amubiasis. Bila metronidazol dan tinidazol tidak efectif dapat digunakan dihidroemetin.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
    
Metronidazol
Indikasi
Infeksi amuba (amubiasis intestinalis, dan abses amuba hepar) juga infeksi oleh trikomonas.
Kontra indikasi
Hipersensitif, hindarkan penggunaan dosis
besar pada wanita hamil dan menyusui
Efek samping
Mual, muntah, gangguan pengecapan, vertigo, ngantuk dan reaksi kulit seperti ruam urtikaria, urin berwarna gelap.
Sediaan
Tablet metronidazol (generik) 250 dan
500 mg ,  tablet vaginal 500 mg.
Cara Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar. Vaginal tablet harus ditaruh ditempat sejuk

Spesialit obat-obat anti amuba :
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Kloroquin Fosfat
Resochin
Bayer

(Chloroquinini Phosphas
Nivaquin
Rhone P
2
Metronidazol
Corsagyl
Corsa

(Metronidazolum DOEN)
Flagyl
Rhone P
3
Tinidazol
Fasigyn
Pfizer
4
Nimorazol
Naxogin
Pfizer
5
Secnidazol
Sentyl
Sunthi Sempuri


Flagentyl
Rhone P


3. Anti Cacing
Pengertian
          Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.
          Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada momen-momen tertentu.
          Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan pucat (anaemi) dan lain – lain.
Pencegahannya sebenarnya  mudah sekali yaitu :
·      Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan
·      Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan dll)
·      Mencuci tangan sebelum makanan.

Penggolongan.
          Obat cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya terhadap jenis cacing yang menginfeksi.
a)      Cacing kremi  (Oxyuris vermicularis)
          Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih dari 6 minggu. Cacing betina menempatkan telurnya disekitar anus pada malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal.
          Dengan garukan, telur cacing akan pindah ke tangan dan dapat tertelan kembali .Cara penularan yang demikian disebut reauto infeksi. Obat yang sesuai adalah mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien di atas 2 tahun) dan piperazin.
         
b)      Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
          Termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-organ lain bila tidak diobat dengan tepat. Obat pilihan yang paling efectif adalah levamisol.

c)       Cacing pita (Taenia saginata/ Taenia solium/ Taenia lata)
          Merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya lewat daging yang mengandung telur cacing pita karena kurang lama dimasak.Taenia saginata terdapat dalam daging sapi, Taenia solium terdapat dalam daging babi, Taenia lata  terdapat dalam daging ikan.
          Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang memiliki semacam alat hisap terhunjam dalam selaput lendir usus sehingga sulit kontak dengan obat dan segmen – segmen (bagian tubuh cacing) yang telah rusak karena obat, dapat dilepaskan dan cacing kemudian membuat segmen-segmen baru. Gejala yang tampak disamping gangguan lambung usus adalah anemia .Obat yang paling banyak digunakan untuk cacing pita adalah niklosamid dan prazikuantel.

d)      Cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator Americanus)
          Adalah dua macam cacing tambang yang menginfeksi manusia, penularannya melalui Larva yang masuk ke dalam kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup pada usus halus bagian atas dan menghisap darah pada tempat dia menempelkan dirinya di mukosa usus. Seperti cacing pita, cacing ini menyebabkan anemia karena  defisiensi besi. Pengobatan: mencakup pembasmian cacing sekaligus pengobatan anemia. Mebendazol  merupakan pilihan karena memiliki Spectrum luas dan efektif terhadap cacing tambang.

e)       Filaria
          Ditularkan oleh Larva microfilaria dari cacing Wuchereria bancrofti dan Brugia malay melalui gigitan nyamuk culex. Microfilaria dari cacing akan membendung getah bening pada kaki dan daerah sekitar kandung kemih sehingga mengakibatkan daerah yang diserang menjadi bengkak dan besar sehingga keadaan ini disebut elephantiasis.

f)               Schistosoma
          Adalah sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang disebut myracidium melalui kulit atau siput yang dimakan manusia. Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih sedangkan Schistosoma mansonii hidup di vena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam saluran cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantung pada tempat yang terinfeksi , bisa gatal – gatal, kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain – lain. Obat pilihan Frazikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.

g)             Cacing benang (Strongiloides stercularis)
          Ditularkan melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan hidup dalam usus. Larva yang dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup ke jaringan, menimbulkan siklus auto infeksi. Obat pilihan : Tiabendazol, obat alternatif : albendazol. Invermectin merupakan obat alternatif yang paling efektif untuk infeksi kronis.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Mebendazol
Indikasi
Infeksi tunggal maupun campuran yang disebabkan cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk.
Kontra indikasi
Kehamilan (efek teratogenik) dan ibu menyusui
Efek samping
Kadang-kadang sakit perut, diare, reaksi hipersensitiv
Peringatan
Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun, kadang-kadang cacing   askaris akan bermigrasi keluar melalui hidung/ mulut selama pengobatan terutama pada anak dengan infeksi berat.
Sediaan
Mebendazol (generik) tabl. 100 mg

2. Piperazin
Indikasi
Cacing kremi dan cacing gelang
Kontra indikasi
Gangguan fungsi ginjal, epilepsi,kehamilan
Efek samping
Mual, muntah, kolik, diare
Peringatan
Tidak dianjurkan dipakai terus menerus pada anak-anak (nefrotoksik)
Sediaan
Piperazin (generik) Sirup 1 gr/ 5 ml,
Tablet 300 mg, 500 mg
Cara Penyimpanan
Wadah kedap udara, terlindung dari sinar

3. Pyrantel pamoat
Indikasi
Infeksi tunggal/ campuran cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang. Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi
Kontra indikasi
-
Efek samping
Sangat jarang (sakit kepala, insomnia, mual, muntah, ruam kulit)
Peringatan
Tidak untuk anak di bawah 2 tahun
Sediaan
Pyrantel Pamoat (generik)tablet 365 mg Suspensi      115  mg/5 ml
Cara Penyimpanan
Terlindung dari sinar.

4. Dietil karbamazin
Indikasi
Filariasis
Kontra indikasi
Penyakit hati, ginjal yang berat, kehamilan
Efek samping
Menyebabkan kambuhnya malaria, sakit kepala, pusing, mual,muntah.
Sediaan
Dietil karbamazin (generik) tabl. 1000 mg
Cara Penyimpanan
Wadah kedap udara (hidroskopis)

5. Albendazol
Indikasi
Terapi tambahan (sesudah operasi) untuk kista hidatid atau obat primer strongiloides
Kontra indikasi
Kehamilan
Efek samping
Gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan darah.
Sediaan
Albenazol (generik) tabl. 200 mg

Spesialit obat-obat anti cacing:
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Piperazin (Piperazinum)
Piperacyl
Bode


Upixon
Bayer
2
Mebendazol (Mebendazolum)
Vermox
Janssen

NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
3
Pirantel Pamoat (Pyranteli Pamoas)
Combantrin
Pfizer
4
Levamizol HCl
Ascaridil
Janssen
5
Oxantel Pamoate+Pyrantel Pamoate
Quantrel
Pfizer
6
Dietil karbamazin
Filarzan
Mecosin
7
Albendazol
Helben
Mecosin

4. Anti jamur (fungistatika)
        Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :
·      Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit)
·      Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor hygiene juga sangat mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan.
         
Penggolongan
1.    Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin, nistatin)
2.    Asam-asam organik (asam salisilat, asam benzoat, asam undesilinat)
3.    Derivat imidazol (ketokonazol,  klotrimazol, mikonazol)

Obat genetik, indikasi, kontra indikasi efek samping.
1. Griseofulvin
          Dihasilkan oleh Penisillium griseofulvinum, berkhasiat fungistatik pada penggunaan oral terhadap banyak dermatofit., efektif untuk mengobati infeksi kulit dan kuku yang menahun, penyembuhan berlangsung sangat perlahan.
Indikasi
Infeksi dermatofitosis kulit, kulit kepala, rambut dan kuku bila terapi topikal gagal
Kontra indikasi
Gangguan fungsi hati, kehamilan
Efek samping
Sakit kepala, mual, muntah
Sediaan
Griseofulvin (generik) tablet 125 mg

2. Nistatin.
Berasal dari streptomyces moursei
Indikasi
Kandidiasis (stomatitis, sariawan pada mulut, vaginitis pada vagina)
Kontra indikasi
-
Efek samping
Mual, muntah diare (diberikan peroral),  iritasi lokal pada pemakaian topikal.
Sediaan
Nistatin (generik) tabl 500.000 UI
Cara penyimpanan
Wadah kedap udara, suhu dibawah 5°C, terlindung dari sinar.

3. Amfoterisin B
Dihasilkan oleh Streptomyces  nodosus
Indikasi
Kandidiasis intestinal
Kontra indikasi
-
Efek samping
Anoreksia, mual, muntah diare, sakit kepala.
Sediaan
(generik)-

4.    Asam Salisilat
          Asam organik berkasiat fungsisida, dalam salep konsentrasi  3-6 % juga bersifat keratolitik (melarutkan lapisan tanduk kulit, konsentrasi 5-10%)

5. Mikonazol
Merupakan derivat imidazol dengan kasiat fungisid kuat
Indikasi
Terapi topikal tinea pedis, kandidiasis kulit.
Kontra indikasi
Hipersesitivitas.
Efek samping
Rasa terbakar, kemerahan. Bila efek samping sangat mengganggu pemakaian harus dihentikan.
Sediaan
Mikonazole nitrat (generik), krim, serbuk warna putih.
Cara penyimpanan
Pada suhu 15-30oC ,wadah kedap udara

6. Ketokonazol
Indikasi
Kandidiasis mukosa resisten yang kronis, mukosa saluran cerna, kandidiasis vaginal, infeksi dermatofit pada kulit atau kuku tangan.
Kontra indikasi
Gangguan hati, kehamilan dan menyusui
Efek samping
Mual, muntah nyeri perut,sakit kepala, ruam,urtikaria, pruritus.
Sediaan
Ketokonazol (generik) tablet 200mg

Spesialite obat-obat anti jamur
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Amfoterisin
Amphotec
Astra Zeneca Indonesia


Fungizone
Squibb Indonesia
2
Nistatin/Nursein
Candistatin
Pharos

(Nystatinum DOEN)
Flagystatin
Rhone Poulenc


Mycostatin
Squibb Indonesia.
3
Ketokonazol
Mycoral
Kalbe farma

(Ketoconazolum DOEN)
Nizoral
Johnson & Johnson Ind
4
Griseofulvin/Fulvicin
Fulcin
Zeneca

(Griseofulvinum)
Grivin
Phapros
5
Clotrimazole
Canesten
Bayer


Canesten UT



Canesten SD

6
Miconazole
Daktarin
Janssen


Mexoderm
Konimex
7
Itraconazole
Sporanox
Janssen




D.      ANTI VIRUS (virustatika)
          Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri.
          Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada.
          Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain  idoksuridin pada penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitis serta asiklovir.
Asiklovir
    Obat ini berkhasiat terhadap herpes simplex dan herpes zoster, tanpa mengganggu fisiologi sel-sel tuan rumah. Aktivitasnya jauh lebih kuat dibandingkan virustatika lain.
          Asiklovir aktif terhadap virus herpes tetapi tidak bisa memusnahkannya, dan hanya efektif bila digunakan pada awal penyakit.
          Penggunaan asiklovir meliputi pengobatan sistemik dan topikal, termasuk herpes genitalis. Asiklovir dapat merupakan obat penyelamat untuk pasien herpes simpleks atau herpes zoster.
          Efek samping pada penggunaan parenteral adalah tromboflebitis di tempat suntik, kadang-kadang mual, muntah, tremor dan kekacauan. Secara lokal terjadi rasa nyeri dan terbakar. Tidak bersifat karsinogen dan karsinogenik.



Idoksuridin (IDU)
          Berkhasiat virustatik terhadap sejumlah virus kelompok DNA.  Memiliki efek samping yang sangat toksis bagi hospes maka hanya digunakan secara lokal sebagai salep dan tetes mata.

Sediaan, Kontra Indikasi dan Efek Samping
1.    Asiklovir
Indikasi
Herpes simpleks dan varisella zoster
Kontra indikasi
Gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui
Efek samping
Ruam kulit, gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan neurologis.
Sediaan
Acyclovir (generik), tabl 200mg,400mg

2.    Idoksuridin (IDU)
Indikasi : terapi keratitis pada herpes simpleks secara  topikal

Spesialite obat-obat anti virus
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Asiklovir (Acyclovirum)
Clinovir
Pharos


Poviral
Kalbe Farma
2
Methisoprinol
Isoprinosine
Darya Varia


E.      ANTI NEOPLASTIKA (Sitostatika)
Pengertian kanker
          Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan,  yang disebut tumor atau neoplasma (neo = baru;  plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat.
          Jenis-jenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula  leukimia  atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.
          Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen

Pengobatan
Pengobatan kanker dikenal beberapa cara, antara lain:
1.    Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker.
2.    Operasi / pembedahan, yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker
3.    Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif.

Efek Samping
          Efek samping penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah :
·      Depresi sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar resiko infeksi kuman.
·      Gangguan pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia.
·      Pembentukan sel-sel darah terhambat
·      Hiperurisemia
·      Terganggunya fungsi reproduksi
          Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang  memiliki titik kerja di dalam sel yang berlainan, Dengan demikian daya kerjanya diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindarkan.

Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa golongan :
1.    Zat – zat alkilasi
2.    Antimetabolit
3.    Antimitotika
4.    Antibiotika
5.    Serba - serbi

1)             Zat-Zat Alkilasi
          Yang terpenting adalah klormethin dan derivatnya, tiotepa dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam, karena kerjanya mirip dengan  efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi. Obat-obat ini terutama digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukimia.
     a) Klormethin
Merupakan sitostatika pertama yang digunakan (1946) terhadap kanker limfogranuloma dan leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah terurai dalam beberapa menit.
·      Klorambusil
Adalah derivat klormertin dengan cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama, tetapi dapat digunakan oral. Efek samping ringan.
         
·      Siklofosfamid
Adalah derivat klormetin dengan cincin fosfat, yang baru aktif setelah dioksidasi di hati. Selain merusak sumsum tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan radang  mukosa kandung kemih dengan perdarahan.

·      Melfalan
Adalah derivat klormetin yang mengandung fenilalanin, kerjanya jauh lebih lama lebih kurang 6 jam. Banyak digunakan pada kanker sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi megkaryocyt di sumsum tulang, yang membentuk pelat-pelat darah.

     b) Thiotepa
Memiliki daerah indikasi yang lebih luas daripada derivat-derivat mustin, yaitu juga pada kanker yang sudah tersebar, maupun pada jenis-jenis kanker lain yang gagal pengobatannya dengan penyinaran.

     c) Busulfan
Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus digunakan pada leukemia kronis guna menekan produksi leukosit.

d)     Lomustin
Mampu  mengalkilasi dan menghambat berbagai proses di dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan mudah melintasi sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan pertama pada tumor otak.

2)      Anti metabolit – anti metabolit
          Obat-obat ini menggangu  sintesis DNA dengan jalan antagonisme saingan metotreksat (MTX). Antagonis asam folat ini efektif sekali pada kanker korion, juga bila sudah terjadi metastatis.
          Banyak digunakan pada leukemia akut guna memelihara remisi (perbaikan gejala-gejala)yang kurang dicapai dengan obat-obat lain, misalnya vinkristin bersama prednison. Juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit bersisik (psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir.
a)    Merkaptopurin
Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX atau  zat-zat alkilasi tidak efektif lagi.
·      Azathioprin
Dalam tubuh dirombak menjadi merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum pada transplantasi ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya penolakan organ-organ baru oleh tubuh si penerima.

b)   Fluorouracil
Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar atau (kolon) dan poros usus (rektum). Efek samping sama dengan MTX.
·      Sitarabin
Berkhasiat virustatik terhadap virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak.

3)      Anti Mitotika
          Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi pembelahan inti sel.

a) Vinblastin
Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin dan vinkristin. Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tidak efektif. Efek samping utama neuritis perifer, mual, muntah, rambut rontok dan obstipasi.
·      Vindesin
 Khasiat kurang lebih sama dengan vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan neurotoksis. Digunakan antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada kanker buah dada.
·      Vinkristin
Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan obat lain, misalnya merkaptopurin dan prednison. Efek samping sama dengan vinblastin, polineuritis lebih cepat terjadi dan terapi harus segera ditunda hingga gejala -  gejala lenyap. Depresi sumsum tulang praktis tidak terjadi.

     b) Podofilin
Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain mengandung zat antimitotik podolifotoksin. Dua glikosida semisintetisnya adalah teniposida dan etoposida                     
·      Teniposida
Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker otak dan kandung kemih.
·      Etoposida
Dapat digunakan oral, digunakan antara lain pada kanker testis dan ovarium.

4)      Antibiotika
Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah metastasis, biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan MTX. Efek samping sama dengan sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung-usus dan rambut rontok.
     a) Mitomisin
Sangat toksis untuk sumsum tulang, maka pengawasan darah seksama harus dilakukan bila obat-obat lain tidak efektif.

     b) Doksorubisin
Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma yang tidak dapat diobati dengan sitostatika lain, biasanya dengan vinkristin dan prednison.
·      Daunorubisin
Merupakan derivat doksorubisin dengan khasiat dan efek samping yang sama. Urin dapat berwarna merah seperti doksorubisin.

5)      Serba-serbi
Obat-obat lain yang digunakan pada kanker terdiri dari kortikosteroida, hormon kelamin, prokarbazin dan asparaginase.
a)    Kortikosteroida
 Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi kanker mengandung prednison atau turunannya, karena efeknya langsung terhadap sel-sel kanker sendiri dan menghasilkan pengaruh yang baik seperti demam menurun, perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dan sebagainya.

b)   Hormon-hormon kelamin
Kerapkali digunakan dengan hasil yang baik, pada jenis-jenis kanker yang tergantung dari hormon, yang pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau estrogen, atau anti hormon, misalnya estrogen diberikan pada kanker prostat (guna meniadakan efek hormon pria). Androgen diberikan pada kanker payudara.

     c) Prokarbazin
Dianjurkan sebagai obat pilihan kedua pada limfogranuloma, dalam kombinasi dengan klormethin, vinkristin dan prednison.

     d) L-Asparaginase
Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E.coli. Pada leukemia tertentu sel-sel kanker tidak dapat membentuk                1-asparagin yang diperlukannya untuk sintesis proteinnya. Maka zat ini menggunakan asparagin tersebut sehingga sel-sel kanker terhenti perkembangannya. Efek samping mual, muntah, gangguan SSP dan hati, alergi. Hanya digunakan pada leukemia akut dan sebagai obat pilihan kedua.

e) Cisplatin
Terutama digunakan pada kanker testis dalam kombinasi dengan vinkristin dan bleomisin, serta pada kanker ovarium.

f) Interferon
Daya sitostatiknya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kanker. Selain itu juga berdaya anti virus dan dianjurkan sebagai pencegah influensa sampai 24 jam sesudah terjadinya infeksi.

Spesialite obat-obat sitostatika.
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Dokosorubisin Hidroklorida
Adiamycin RD
Carlo Erba

(Doxorubici Hydrochloridum)


2
Fluorourasil
Adrucil
Carlo Erba

(Fluorouracilum)


3
Bleomisin Sulfat
Bleocin
Kalbe Farma

(Bleomicini Sulfas)


4
Sisflatin(Cisflatinum)
Cisplatin
Kalbe Farma
5
Siklofosfamida
Endoxan
Asta

(Cyclophosphamidum


6
Metotreksat(Methotrexatum
Farmitrexat
Carlo Erba
7
Sitarabin (Cytarabin)
Erbabin
Kalbe Farma
8
Vinkristin Sulfat
Krebin
Kalbe Farma

(Vincristini Sulfas)


9
Vinblastin Sulfat
Vinblastine Sulphate DBL
Tempo Scan Pasific

(Vinblastini Sulfas)




F.      LAIN-LAIN
1. Anti Tuberkulosis (TBC)
Pengertian:
          Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
          Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).
          Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:
·      Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.
·      Perumahan yang tidak memenuhi syarat.(ventilasi dan masuknya cahaya matahari)
·      Kebersihan/hygiene
·      Kurang gizi/gizi tidak baik.
Penularan kuman TBC dapat melalui:
·      Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.
·      Lewat makanan dan minuman
          Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik.
          Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak terinfeksi TBC.

Pengobatan
          Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak dan vitamin A.
          Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC menjadi  INH, ethambutol dan rifampisin.
          Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu yang cukup lama .
Tujuan pengobatan kombinasi :
·      Mencegah resistensi
·      Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal.
·      Mengurangi efek samping.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan Efek samping
1.    Rifampisin
Indikasi
Pengobatan tuberkulosis, lepra,meningitis
Kontra indikasi
Pasien kelainan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping
Mual,muntah, diare, pusing, ganguan penglihatan
Peringatan
Perlu penerangan rifampisin menyebab-kan warna merah pada urin, tinja, liur, dahak keringat,dan air mata.
Sediaan
Rifampisin (generik), kapsul 300mg, 450mg, kaptab 600mg




2. Ethambutol
Indikasi
Tuberkulosis dengan kombinasi bersama obat lain
Kontra indikasi
anak dibawah 6 thn, neuritis optik, gangguan visual.
Efek samping
Neuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis perifer
Sediaan
Etambutol (generik), tabl 250mg, 500mg
Cara penyimpanan
Wadah kedap udara

3. Isoniazid
Indikasi
Tuberkulosis, kombinasi dengan obat
Lain. Khasiat tuberkulostatik paling kuat
dibanding obat lain.
Kontra indikasi
Penyakit hati, gangguan fungsi ginjal
Efek samping
Neuropati perifer (ganguan saraf dengan gejala kejang-kejang) yang dapat dicegah dengan pemberian pyridoxin (vitamin B6). INH kalau digunakan sebagai obat tunggal,  resistensinya sangat cepat.
Sediaan
INH (generik) , tabl 100mg,300mg

4.    Pyrazinamid
Indikasi
Tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, khasiatnya diperkuat oleh isoniazida
Kontra indikasi
Penderita ganguan hati
Efek samping
Hepatotoksik (menimbulkan kerusakan hati) terutama pada dosis lebih dari         2 g/hari
Sediaan
Pyrazinamide (generik), tbl 500mg)
Cara penyimpanan
Wadah kedap udara terlindung dari sinar


Spesialite obat-obat TBC.
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Isoniazid (Isoniazidum)
INH Ciba
Novartis Indonesia


Isonex
Dumex
2
Rifampisin (Rifampicinum)
Rifabiotic
Bernofarm


Rifamtibi
Sanbe
3
Pyrazinamid (Pyrazinamidum)
Pezeta
Novartis Indonesia
4
Ethambutol
Cetabutol
Soho


Kalbutol
Kalbe farma


Etibi
Rocella
5
Isoniazida+Vit B6
Pehadoxin
Phapros


Inoxin
Dexa Medica
6
INH+Vit B6+Ethambutol
Intam 6
Rhone P


Meditam
Medikon


Mycotambin-INH Forte
UAP
7
Rifampicin+INH
Rimetazid
Biochemie


Ramicin-Iso
Westmont

2. Anti Lepra (Leprostatika)
          Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun.
          Di Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen Kesehatan.

Pencegahan
          Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah  seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
          Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan  yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L.

Pengobatan
          Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
          Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin.
          WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk – L dan borderline.

Efek samping
          Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin.
          Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dapson : diaminodifenilsulfon (DDS) )
Rumus bangun obat ini mirip sulfonamida :
R-NH-C6H4-SO2-R.
Spektrum  kerja kurang lebih sama, namun kegiatannya lebih kurang 10 kali lebih kuat, sekaligus lebih toksis.
Indikasi
Leprostatik kuat berdasarkan persaingan terhadap PABA
Kontra indikasi
-
Efek samping
Sukar tidur dan anemia ringa, demikian pula agranulositosis.
Sediaan
Dapson (generik) tabl 50mg,100mg.
Cara penyimpanan
Terlindung dari sinar
Lama pengobatan
Dapson tidak mematikan baksil lepra, maka meskipun gejala-gejala klulit dan luka-luka dalam beberapa bulan lenyap, kuman masih tetap berada dalam selaput lendir, kulit dan saraf. Karena itu terapi harus diteruskan hingga kuman lenyap sama sekali dari jaringan-jaringan tersebut untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan untuk bentuk – L setelah kurang  lebih 5 tahun

2. Rifampisin
          Antibiotik ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja leprosid terhadap basil lepra. Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4 minggu bentuk – L yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi. Resistensi dapat timbul dalam waktu singkat.
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping (lihat anti TBC).

3. Klofazimin
          Obat ini memiliki khasiat leprostatik yang sama kuatnya dengan dapson. Setelah pengobatan beberapa bulan sebagian besar basil di dalam mukosa dan kulit dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan otot-otot polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu yang diperlukan dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari jaringan.
          Klofazimin juga berkhasiat anti radang dan mencegah terjadinya benjol-benjol pada bentuk -L.
E.Samping  : gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambung-usus, terjadi ,warna coklat kehitaman pada lesidan kulit yang terkena sinar mata hari, perubahan warna rambut dll
Sediaan Generik: -
         
Spesialite obat-obat anti lepra.
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1
Diamino Difenil Sulfon (DDS)
Dapson
Indofarma
2
Clofazimine
Lamprene
Novartis