ASPEK KESEHATAN & PENYEDIAAN AIR BERSIH

ASPEK KESEHATAN & PENYEDIAAN AIR BERSIH


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    LATAR BELAKANG
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf / kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat di Idonesia masih dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Sebagian besar kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari air sumur dan juga air yang disuplai oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Akan tetapi, dengan semakin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan air minum adalah dengan menggunakan air minum dalam kemasan.


1.2.    TUJUAN
Tujuan Umum Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang aspek kesehatan dan penyediaan air minum.
.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Pengertian
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

2.2      Sumber Air Bersih
a.    Mata air
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama. Sumber air semacam ini yang terbesar di Jawa Timur terdapat di daerah Umbulan - Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
b.    Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
c.    Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
d.    Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
e.    Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.


2.3      Standar Kualitas Air Baku
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh.
b. Tidak berwarna.
c. Tidak berasa.
d. Tidak berbau.
e. Suhu antara 10?-25? C (sejuk).
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
c. Cukup yodium.
d. pH air antara 6,5 – 9,2.
3. Syarat bakteriologi, antara lain:


    Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri  
    Patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
1. Aman dan higienis.
2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori:
1.     Kelas A.
Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
2.     Kelas B.
Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu dimasak.
3.     Kelas C.
Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.

2.4      Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi.
a       Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
b       Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia.
c       Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi.
d       Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada. Jenis Sumber Air dengan Proses Pengolahan
Jenis Sumber Proses Pengolahan :
Ø  Mata Air Pengolahan tidak lengkap
Ø  Filtrasi, pembubuhan desinfektan

2.5        Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Jumlah penduduk
  2. Jenis kegiatan
  3. Standar konsumsi air untuk individu
  4. Jumlah sambungan
Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang ada di lapangan serta kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu seperti:
  1. Cakupan pelayanan
  2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
  3. Jenis sambungan
  4. Tingkat kebutuhan konsumsi air
  5. Perbandingan SR/HU
  6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
  7. Angka kebocoran
  8. Penanggulangan kebakaran
Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan. Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data proyeksi jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilangan air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.

2.6      Satuan Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air terbagi atas kebutuhan untuk:
  1. Rumah Tangga
  2. Non Rumah Tangga
Pemerintah Indonesia telah menyusun program pelayanan air bersih sesuai dengan kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.

Tabel II.1
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No
Kategori Kota
Jumlah Penduduk
Sistem
Tingkat Pemakaian Air
1
Kota Metropolitan
> 1.000.000
Non Standar
190
2
Kota Besar
500.000 – 1.000.000
Non Standar
170
3
Kota Sedang
100.000 – 500.000
Non Standar
150
4
Kota Kecil
20.000 – 100.000
Standar BNA
130
5
Kota Kecamatan
< 20.000
Standar IKK
100
6
Kota Pusat Pertumbuhan
< 3.000
Standar DPP
30
Sumber : SK-SNI Air Bersih

Tabel II.2
Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga
No
Non Rumah Tangga (fasilitas)
Tingkat Pemakaian Air
1
Sekolah
10 liter/hari
2
Rumah Sakit
200 liter/hari
3
Puskesmas
(0,5 – 1) m3/unit/hari
4
Peribadatan
(0,5 – 2) m3/unit/hari
5
Kantor
(1 – 2) m3/unit/hari
6
Toko
(1 – 2) m3/unit/hari
7
Rumah Makan
1 m3/unit/hari
8
Hotel/Losmen
(100 – 150) m3/unit/hari
9
Pasar
(6 – 12) m3/unit/hari
10
Industri
(0,5 – 2) m3/unit/hari
11
Pelabuhan/Terminal
(10 – 20) m3/unit/hari
12
SPBU
(5 – 20) m3/unit/hari
13
Pertamanan
25    3/unit/hari
Sumber : SK-SNI Air Bersih
                                                            
2.7      Tahapan Perencanaan Air Bersih
Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, maka dilakukan tahapan-tahapan perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen utama yang terdiri dari:
1.     Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga (domestik), non domestik dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran air. Analisis kebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk, prosentase penduduk yang dilayani dan besarnya pemakaian air.
2.    Identifikasi Sumber Air Baku
       Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai:
–    Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan
–    Debit andalan sumber air
–    Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini
3.     Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air
Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air yang memenuhi standar kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.
4.    Pemilihan Alternatif Sistem
Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem. Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:
–      Teknis
–      Ekonomis
–      Lingkungan
5.    Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan total.

2.8      Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Ø  Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:
–          Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air
–          Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk
–          Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum
Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:
–          Pola tata guna lahan
–          Kepadatan penduduk
–          Kondisi topografi kota
–          Rancangan induk kota.

2.9      Pengolahan air bersih
Konservasi air dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah
2. Meningkatkan efisiensi air irigasi
3. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah

Pengolahan air memerlukan suatu proses yang berturut-turut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Tahap pertama ialah penyusunan dan pengendapan pendahuluan dari air baku. Air baku yang diambil dari sungai atau sumber lain mula-mula dimasukkan dalam suatu kolam besar dan dilakukan proses pengendapan pendahuluan, sehingga material yang mengambang akan berkurang karena turun ke dasar kolam, demikian juga dengan warna akan berkurang karena efek sinar matahari, benda-benda yang dapat membusuk akan mengalami proses pembusukan dan melalui proses oksidasi, kegiatan bakteri dan kandungan bakteri akan berkurang. Lamanya air baku dalam pengendapan pendahuluan ini dapat mencapai 2-3 hari. Untuk menjaga agar kolam pengendapan pendahuluan ini tetap berfungsi dengan baik maka pembersihan lumpur endapan harus dilakukan secara berkala.

2.    Penjernihan air derngan cara penyaringan
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
3.    Uraian Singkat
Penjernihan air minum secara sederhana ini merupakan penjernihan air dengan cara penyaringan. Bahan penyaringan yang digunakan adalah pasir dan tempurung kelapa.


2.10   Hubungan Air dengan Kesehatan
Hubungan air dengan kesehatan erat kaitannya dengan cakupan penyediaan air bersih yang ada disuatu wilayah.
Secara khusus, pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Hal ini berkaitan dengan air yang merupakan kebutuhan paling pokok dalam kehidupan kita.
A.     Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat penyalahgunaan air yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal kesehatan khususnya. Sebagai contoh pengotoran air dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat karena dari pengotoran badan-badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen terlarut, zat-zat kimia tidak beracun sukar diuraikan secara alamiah dan menyebabkan masalah khusus seperti estetika, kekeruhan karena adanya zat-zat tersuspensi.
Hal di atas juga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bagi manusia, salah satunya diare. Pengaruh ini dapat terjadi melalui perantara, seperti makanan, alat-alat yang digunakan untuk makan, dll.
B.    Pengaruh langsung
  Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air, dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyebab penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebar penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah dilampui. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah serta intensitas aktivitas penduduk yang tidak hanya meningkatkan kebutuhan akan air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan. Buangan-buangan inilah yang merupakan sumber-sumber pengotoran perairan. Pengaruh langsung ini dapat terjadi ketika kita minum (Slamet, 1994).
C.    Penyakit yang Berhubungan dengan Air Minum
1.    Bakteri
a.      Disentri/Dysentery (Shigela dysentriae) - Incubasi 1-7 hari - Gejala: mual, muntah, mulas, mencret, BAB lendir darah - Penularan melalui air minum, makanan atau kontak langsung
b.      yphus dan Paratyphus (Salmonela typhosa) - Incubasi 1-3 minggu - Gejala: lemas, pusing, hilang nafsu makan, demam menggigil, kadang terjadi perdarahan usus. - Penularan melalui air minum, makanan atau kontak langsung
c.      Kolera - Disebabkan oleh kuman Vibrio cholerae yg mengeluarkan enterotoxin - Incubasi: beberapa jam sd beberapa hari - Gejala: mencret (warna putih keruh seperti cucian beras), muntah-Muntaber dapat terjadi dehidrasi berat shg terjadi kematian
d.      Gastroenteritis (E .Coli) - Terdapat beberapa jenis yaitu ETEC, EPEC, EHEC dan Enteroinvasive - Jenis EPEC merupakan E Coli yang banyak terdapat dalam air (2-8%) dapat menyebabkan diare hebat, kram perut dan muntah.
e.      Gastroenteritis Acut (Camphilobacter) - Menginfeksi manusia dan binatang buas maupun binatang peliharaan - Penularan melalui makanan yang terkontaminasi terutama daging unggas, dan air yang terkontaminasi (PAM, air dari sumber pegunungan) - Gejala: diare, sakit perut, mual, demam dan pusing.
f.       Leptospirosis (Leptospira) - Microorganisme ini tidak biasa hidup di air buangan, ditemukan di air kencing tikus. - Inkubasi : 4-19 hari. - Gejala: demam tinggi, menggigil, sakit kepala, lesu/lemah, muntah, mata merah, rasa nyeri otot betis dan punggung, buang air kecil berwarna kuning.
2.    Virus Terdapat lebih dari 140 jenis virus yang hidup di air limbah dan dapat menyebabkan sakit perut, masuk melalui mulut dan dikeluarkan melalui kotoran yang sudah banyak mengandung virus tersebut. Virus tidak hanya menyebabkan sakit perut tapi bisa sangat luas dampaknya antara lain pada kulit, sal pernafasan, sal pencernakan, bahkan kelumpuhan.
a.      Hepatitis A - Incubasi: 15-30 hari - Gejala: mual, pusing, lelah/lemas, pembengkakan hati, ikterik
b.      Poliomyelitis - Incubasi: 3-21 hari, rata-rata 7-12 hari - Gejala: demam, meriang, tenggorokan sakit, pusing, kejang mulut dan kelumpuhan pada tungkai bawah. - Rotavirus adalah penyebab diare pada anak-anak
3.    Protozoa dan Parasit - Protozoa biasanya menghasilkan kista yang dapat bertahan hidup diluar host dg kondisi lingkungan yang berlawanan. Protozoa patogen yang menular melalui air sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. - Beberapa contohnya seperti Giardia lamblia dan Entamoeba histolytika. - Terjadi wabah karena konsumsi air yang di khlorinasi tanpa disaring, air tidak diolah, diolah tapi tidak sempurna. - Parasite cacing (helminthic parasite) yang paling sering adalah teania sp (cacing pita), toxocara canis (cacing pita pada anjing), trichuris trichura (cacing cambuk) dan ascaris lumbricoides (cacing tamang).
























BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.      Kesimpulan
Kesimpulan Menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang melali syarat dan dapat langsung diminum. Air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, air minum aman bagi kesehatan harus memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Banyak sumber air yang bisa dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum, yaitu air hujan, air permukaan, air tanah dan air mata air. Sumber-sumber air tersebut merupakan sumber alami yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air utama. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang sistim penyediaan air minum adalah PP nomor 16 tahun 2005. Pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) non fisik (kelembagaan, managemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk menyediakan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia, karena air merupakan salah satu media dalam berbagai macam penularan penyakit. Penyakit yang menular melalui air ada bermacam-macam, seperti diare, kolera, polio, dan meningitis. Penyakit-penyakit ini bisa berbahaya dan mengancam kesalamatan. Tetapi ada banyak cara untuk melindungi Anda dari Penyakit yang menular melalui air, atara lain yaitu: - Minumlah air bersih dan jernih - Gunakan air dalam kemasan atau air bersih yang sudah disterilkan - Jangan minum air mentah - Pastikan air yang disimpan masih beradai dalam batas mikroba yang aman. - Pastikan tangan selalu bersih - Cucilah tangan dengan sabun setiap kali habis dari toilet, sebelum menyiapkan makanan dan memegang makanan. Pastikan makanan sudah dicuci, dan dibersihkan dari kuman berbahaya - Dapatkan vaksinasi untuk mencegah serangan penyakit berbahaya.

3.2.    Saran
Penelaahan tentang sumber daya air begitu luas, sehingga lebih baik jika membuat kerangka bahasan yang bersifat lebih spesifik agar penjelasan yang diberikan tidak meluas. Penjabaran kerangka bahasan air perlu diperhatikan kekinian informasi dan teknologinya, karena air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, namun jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kelangkaan air bersih.




















DAFTAR PUSTAKA