HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kejadian anemi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini terbukti menurut penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain (Ridwanamirudin, XXXX).
Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, hal ini semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. Menurut penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Udayana di Bali menunjukkan 63,5% ibu hamil di Indonesia terkena anemia (Depkes, XXXX). Sedangkan kejadian anemi pada ibu hamil di Jawa Tengah sebesar 58,1 gr % (Amin, XXXX).
Upaya penanggulangan anemia telah banyak dilakukan, tetapi belum menunjukkan penurunan yang berarti. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar ibu belum menyadari pentingnya pencegahan anemia serta bahaya yang akan ditimbulkan. Salah satu penanganannya adalah perlu melakukan analisis cermat perubahan perilaku pada sasaran yang lebih dini, yaitu penilaian tiga bentuk operasional perilaku berupa pengetahuan, sikap dan praktek (PSP) yang ada di masyarakat (BKKBN, XXXX).
Penelitian sejenis berjudul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Pencegahan Anemia Selama Kehamilan dari Muzayyaroh, Penelitian ini menggunakan jenis Cross Sectional dengan 30 sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan pencegahan anemia selama kehamilan. Pada 30 responden diperoleh pengetahuan baik sebesar 46,7%, cukup baik sebesar 26,7 % dan kurang baik sebesar 30%. Sedangkan responden yang mempunyai pencegahan anemia dalam katagori baik adalah 43,3%, cukup baik sebesar 26,7%, dan kurang baik sebesar 30%. Teknik pengambilan data menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Keadaan tersebut memungkinkan ibu hamil mengalami anemia karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Oleh karena itu, pencegahan terhadap anemia sangat diperlukan untuk menekan angka kejadian anemia.
Sumber data yang didapat dari BPS (Bidan Praktek Swasta) X menyebutkan prevalensi anemia ibu hamil pada tahun XXXX sebesar 60%. Anemia paling sering dijumpai pada ibu hamil disebabkan karena defisiensi zat besi (Manuaba, XXXX).
Berbagai alasan di atas menjadi suatu ketertarikan peneliti untuk melakukan penilitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS X tahun XXXX?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS X.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di BPS X
b. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil di BPS X
c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia denagan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS X

D. Manfaat Penelitian
Upaya menurunkan anemia dengan cara meningkatkan pengetahuan bagi ibu hamil sehingga ada sikap positif ibu hamil dalam upaya pencegahan anemia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »