DEFINISI
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
Terdapat beberapa jenis kanker payudara:
- Karsinoma in situ
Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada
tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup
keluar dari tempat asalnya.
- Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu.
Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.
Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause.
Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi).
Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
- Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause.
Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain.
Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).
- Kanker invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan
lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).
Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
- Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
- Karsinoma tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
|
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada
beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih
mungkin menderita kanker payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
- Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
- Pernah menderita kanker payudara.
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
- Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,
memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
- Faktor genetik dan hormonal.
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar.
Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.
Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar
hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya
meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah
mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
- Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang
pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan
bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur
jaringan payudara (hiperplasia atipik).
- Menarke (menstruasi pertama)
sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan
pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara.
Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita
yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun.
Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin
lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita
kanker payudara
- Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang
tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum
diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil
dihentikan.
Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya
juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat
jika pemakaiannya lebih lama.
- Obesitas pasca menopause.
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan.
Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker
payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
- Pemakaian alkohol.
Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
- Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
- DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
- Penyinaran.
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa
kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
- Faktor resiko lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker
usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
|
GEJALA
- Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda
dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan
biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
- Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
- Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.
- Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak
atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan
tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Benjolan atau massa di ketiak
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara
- Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
- Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
- Payudara tampak kemerahan
- Kulit di sekitar puting susu bersisik
- Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
- Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
- Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
Penyaringan
Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk melakukan penyaringan.
Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:
- SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini.
Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi
wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk
melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita
pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin
dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).
- Mammografi.
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara.
Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun
untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia
50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
- USG payudara.
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.
- Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
- Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,
ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada
puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari
puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
- Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di
belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi
seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat
kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada
payudara bagian bawah.
- Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah
cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran
dan kontur payudara.
- Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan,
telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar
(membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar
payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan
secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
- Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
- Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu
kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara
akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal
di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran
payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi
karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih
licin.
|
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan berikut:
- Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop)
- Rontgen dada
- Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker
- Skening tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah bening)
- Mammografi
- USG payudara.
Staging (Penentuan Stadium Kanker)
Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up dan menentukan prognosis.
Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):
- Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal
- Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara
- Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis
tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak
- Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar
dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor
dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak
- Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang
dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai
perlengketan satu sama lain atau perlengketah ke struktur lainnya; atau
tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak
- Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar
payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah
menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada
- Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan dan prognosis:
- Jenis sel kanker
- Gambaran kanker
- Respon kanker terhadap hormon
Kanker yang memiliki reseptor estrogen tumbuh secara lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada wanita pasca menopause.
- Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara.
|
PENGOBATAN
- Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara
menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih
setelah biopsi.
- Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.
- Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat
pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah
bening.
- Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan
obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang
menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan
sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir
- Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir
selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis
ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor.
- Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).
Pembedahan breast-conserving
- Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
- Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak
- Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
- Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker.
- Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik.
- Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
- Mastektomi simplek : seluruh jaringan
payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan
disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh.
Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang
telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan
pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh.
- Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
- Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
- Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat
mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar
getah bening di sekitarnya.
- Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening
mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
- Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil
dari 1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor
lebih besar dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan
kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi
biasanya diberikan sebelum pembedahan.
- Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam
pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara).
- Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif
sehingga banyak penderita yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan.
- Jika penderita memilih untuk menjalani pengobatan, maka dilakukan
mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara
yang sama dengan karsinoma lobuler.
- Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat penghambat hormon yaitu Tamoxifen.
- Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan.
- Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi dengan terapi penyinaran.
- Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius
meskipun jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi, teraba
hangat, merah dan membengkak.
- Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rekonstruksi payudara
- Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
- Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari.
- Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan.
Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras,
menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang
masuk ke dalam laliran darah.
Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon
- Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera
setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
- Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita.
- Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan
dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara,
obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.
- Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka
terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang
sifatnya sementara.
- Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron,
penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah
kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis
kemoterapi yang digunakan dan penderita.
- Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan.
- Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.
- Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan.
- Tamoxifen secara kimia
berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama dengan
terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen tidak mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
- Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh
yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar
getah bening, otak dan kulit.
- Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun
atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan
diobati.
- Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak
menunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari
pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala
(misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
- Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon
atau kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
- Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi
penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif
untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
- Kanker yang didukung oleh estrogen
- Penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih
dari 2 tahun setelah terdiagnosis – kanker yang tidak terlalu mengancam
jiwa penderita.
- Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang
berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan
estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu
mengalami menopause.
- Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan pertama.
- Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium.
- Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau
bertahun-tahun setelah pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan
obat penghambat hormon yang lain.
- Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan Hydrocortisone alami oleh tubuh.
- Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel,
dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali
digunakan sebagai tambahan pada pemberian obat penghambat hormon.
PROGNOSIS
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.
Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:
- 95% untuk stadium 0
- 88% untuk stadium I
- 66% untuk stadium II
- 36% untuk stadium III
- 7% untuk stadium IV
|
PENCEGAHAN
- Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan.
- Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan
gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.
- Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara
lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.
- SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai
prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara
dini.
- Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti
bisa mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoksifen dan raloksifen.
Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan payudara.
- Tamoksifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada
penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara.
- Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
- Mastektomi pencegahan adalah pembedahan
untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara dan merupakan pilihan
untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko sangat
tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat
karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita
kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
|
Nama : EmoticonEmoticon