BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psoriaris yang secara harfiah berarti keadaan gatal adalah gangguan peradangan hiper proliferatif rekuren yang tidak diketahui sebabnya. Psoriaris sring ditemukan mengenai pada pada satu sampai tiga juta orang di Amerika Serikat. Penyakit paling sering timbul pada orang muda berusia kurang dari 20 tahun, tetapi dapat terjadi pada semua golongan umur. Pria dan wanita terkena dalam jumlah yang sama. Sekitar 30% pasien mempunyai riwayat keluarga Psoriaris. Epidemiologi penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia dengan angka kesakitan yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada bangsa yang berkulit hitam seperti di Afrika jarang ditemukan.
Angka kesakitan penyakit ini di Amerika dilaporkan sebesar 1%, Jerman 1,3%, Denmark 1,7%, Inggris 1,7% dan Swedia 2,3%. Di Indonesia belum ada angka kesakitan yang jelas untuk penyakit ini.
Istilah dermatis sudah banyak dipakai untuk eksemen karena kontak, eksema pada atopik dan pada dermatis seboroik. Dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit yang karateristik terhadap berbagai rangsangan endogen ataupun eksogen. Penyakit ini sangat sering dijumpai.
Prevalensi dari semua bentuk eksema adalah 4,66% termasuk dermatitis atopik 0,6%, eksema numuler 0,17% dan dermatitis seboroik 2,82%.
Dermatitis dapat dikategorikan berdasarkan beberapa skema klasifikasi yaitu sebab (kontak, statis), lokasi (ekzema tanagn dan kaki) derajat keterlibatan (dermatitis eksfoliativa) atau kondisi umur (demertitis atopik).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang pelaksanaan Askep pada klien dengan Psoriaris dan Dermatitis dengan menggunakan metode proses keperawatan.
2. Tujuan Khiusus
– Mendapatkan gambaran yang nyata tentang konsep penyakit Psoriasis dan Dermatitis.
– Mampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan Psoriasis.
– Mampu membuat DX keperawatan berdasarkan anamnesa
– Mampu membuat rencana keperawatan berdasakan teori keperawatan.
C. Metode Penulisan
Makalah ini disusun terdiri dari beberapa BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Tujuan
c. Metode Penulisan
BAB II Landasan Teori
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Tanda dan gejala
e. Penatalaksanaan
BAB III
Asuhan keperawatan pada klien dengan Psoriasis
b. Diagnosa Keperawatan
c. Rencana Keperawatan
BAB IV
Penutup
b. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PSORIASIS
1. Pengertian
Adalah penyakit kulit yang termasuk dermatitis Eritroskuamosa yang sebabnya belum diketahui, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan
2. Etiologi
Etiologi hingga kini belum diketahui pasti, yang jelas ialah bahwa pembentukan epidermis dipercepat ( Turn Over Time ) menjadi 3-4 hari, sedang normal lamanya 27 hari.
Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini :
- faktor herediter yang bersifat residif yang umumnya diturunkan melalui dominan otosomal dengan penetrasi tak komplit.
- Faktor psikis seperti stres dan emosi, penelitian menyebutkan 68 % penderita menyatakan stres dan kegelisahan menyebabkan penyakit lebih hebat dan lebih berat.
- Infeksi fokal ditempat lain seperti infeksi kronik didaerah hidung dan telinga, TBC paru, dan radang kronik ginjal.
- Penyakit metabolis seperti diabetes militus yang laten.
- Gangguan pencernaan.
- Faktor cuaca : beberapa kasus menunjukan tendensi untuk menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.
Faktor- faktor profokatif yang dapat mencetuskan penyakit ini tambah hebat ialah :
- Faktor trauma
Berupa pergeseran atau tekanan, dengan adanya trauma pada kulit, maka sering lesi-lesi psoriasis dapat timbul pada tempat trauma itu yang disebut fenomena koebner.
- Faktor infeksi
Faringitis merupakan faktor pencetus pada penderita – penderita dengan predisposisi psoriasis.
- Faktor obat – obatan
Obat steroid merupakan obat yang bermata dua. Steroid dapat menyembuhkan psoriasis, tetapi apabila steroidnya dihentikan penyakit akan kambuh bahkan lebih berat dari sebelumnya.
- Sinar ultra violet
Bila penderita sensitif terhadap sinar matahari, penyakit ini akan tambah hebat karena reaksi isomorfik.
3. Patofisiologi
Pertumbughan kulit yang cepat
(3-4 hari )
Stratu granulosum tidak terbentuk
Interval keratinisasi sel-sel stratum basale memendek
Preoses pematangan dan keratinisasi stratum korneum gagal
Terjadi parakeratosis
4. Gambaran klinik
- Mengeluh gatal ringan.
- Predileksi : eritema yang meninggi dengan skuama diatasnya ( berlapis-lapis, kasar berwarna putih seperti mika dan transparan.
- Besar kelainan bervariasi : lentikuler, numuler atau plakat dapat berkonfluen.
- Tanda auspitz yaitu apabiula skuama dikupas lapis demi lapis dikupas, maska pada lapisan yang terbawah tampak kulit berwarna merah dan terlihat bintik-bintik darah.
- Tempat predileksi pada daerah-daerah yang sering terkena geseran-geseran atau tekanan seperti : siku, lutut, punggung dan daerah lain batas kulit kepala.
- Kelainan pada kuku yakni sebanyak kira-kira 50%, yang agak khas terjadi piting nail berupa lekukan-lekukan milier dan kelainan tidak khas yaitu keruh dan tebal.
- Kelainan pada sendi umunya bersifat poliartikuler, tempat predileksi pada sendi interfalang distal terbanyak pada usia 30-50 tahun.
Variasi bentuk klinik :
1. Psoriasis inversus ( Psoriasis fleksur )
Mempunyai tempat predileksi padsa daertah pleksor sesuai namanya.
2. Psoriasis eksudatiova
Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada bentuk ini kelainannya membasah seperti dermatitis akut.
3. Psoriasis Gutata
Kelainan yang berhubungan dengan infeksi fokal, pernah dilaporkan kasus-kasus psiorasis gutata yang menyembuh setelah diadakan tonsilektomi.
4. Eritroderma Psoriatik
Disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat ditandai lesi yang khas terdapat eritema dan skuama tebal yang menyeluruh.
5. Komplikasi
- Infeksi kulit yang parah dapat terjadi.
- Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut artritis psoriatika, timbul sekitar 5 % dari pasien psoriasis.
6. Penatalaksanaan
- Penyakit yang ringan dan sedang dapat diobati dengan steroid topikal, tar, vit. D, sinar ultra violet, atau anti metabolit metoreksat.
- Penyakit yang parah memerlukan rawat inap dan steroid sistemik.
B. DERMATITIS
1. Pengertian
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tanpa inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat-saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.
2. Klasifikasi
Dermatitis kontak
Ialah dermatitis karema kontaktan eksternal, yang menimbulkan fenomena sensitisasi ( alergik ) atau (toksik).
2. Etitologi
a. Tipe toksik akut : oleh iritan primer kuat/absolut seperti asam kuat, basa kuat, racun serangga, getah tanaman tertentu.
b. Tipe toksik kronik : oleh iritan primer lemah seperti sabun, detergan , asma lemah, wol, bulu binatang, bahan pelarut, antiseptik dan lainnya.
c. Tipe allergik : oleh karena alergen seperti (Ag, Hg, Cr), karet, plastik,, zat pewarna, sabun, detergen, obat-obatan (Antibiotik, sulfa anti histamin), sinar, larutan antiseptik dsb.
3. Patofisiologi
Hipersensitivitas type 4 (tipe lambat)
Fase induksi Fase isilitasi
Hapten Penetrasi kedalam kulit Kontak ulang dengan hapten
Berikatan dengan protein carier Sel efektor tersensitisisasi
Antigen yang lengkap Mengeluarkan limfokin
Makrofag dan sel langerhans Menarik berbagai sel radang
RX limfosit T sensitisasi limfotik terjadi gejala klinik
Imigrasi kedarah parakortikal kel. Getah bening regional
Kedalam sirkulasi, kulit dan sistem limfoid
Sensitivitas seluruh tubuh
4. Gejala Klinik
A. Tipe toksik:
Akut :- cepat timbul
- berbatas tegas
- Eritem, vesikel/bula, eksoriasi
- Nekrosis, ulkus
Kronik :
- Lambat, batas tidak jelas/teghas
- Kadang-kadang gatal, pedih bila kulit retak
- Skuama kulit menebal
B. Tipe alergik
- Lambat, batas tidak jelas
- Luas dari pad kulit yanng terkene
- Daerah peka- Lebih cepat gatal
5. Pemeriksaan laboratorium
a. Uji tempel (patch test)
Dilakukan bila dermatitis sudah tenang
- Lokasi yang dipilih- lokasi yang representatif seperti punggung atau lengan atas, bahanyang diguinakan bahan standard dan yang dicurigai
- Sesudah 24-48 jam dibaca apakah terdapat reaksi atau tidak. Reaksi dinilai sebagai :
+ : Eritema
++ : Eritema, edema, papul.
+++ : eritema,edema,papul, vesikel
++++ : Sama dengan +3, tetapi disertai vesikel yang berkonfluensi.
+++++ : Eritema dan bula
6. Terapi/ pengobatan
1. Umum : Hilangkan bahan penyebab
2. topikal
Akut : Kompres salicil
Bila kering : krim kortikosteroid
3. Sistemik
a. Antibiotik : Toksik akut, luas : penicillin
b. Kortikosteroid : tipe allergen : Kortiko sterioid
c. Antihistamin : Untuk mendapatkan efek sedatifa
Dermatitis atopik
Dermatitis atopik dapat disebut juga eksema konstitusional, ekzema fleksural, neur dermatits diseminata, prurigo besnier.
• Etiologi
Terdapat stigmata atopi ( herediter ) pada pasien berupa :
a. Rinitis allergik asma bronkhikial hay fever
b. Allergik terhadap berbagai alergen protein.
c. Pada kulit dermatitis atopik dermatografisme putih dan kecenderungan timbul urtika.
d. Reaksi menurun terhadap perubahan suhu dan ketegangan(stress).
e. Resitensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri.
f. Lebih sensitif terhadap serum dan obat.
• Patofisiologi
Peningkatn sel mast
Histamin dilepaskan
Menghambat kemotaksis dan menekan produksi sel T
Produksi berlebihan Ig E
• Tanda dan gejala
Subyektif selalu terdapat pruritus terdiri atas 3 bentuk yaitu :
1. Bentuk Infantil ( 2 bulan-2 tahun).
Terdapat eritema berbatas tegas, dapat dissertai papul-papul dan vesikel-vesikel miliar, yang menjadi erosit, eksudatif dan berkrusta. Tempat predileksi kedua pipi, ekstremitas bawah bagian fleksor dan ekstensor.
2. Bentuk anak ( 3 -10 tahun )
Pada anamnesis dapat didahului bentuk infantil. Lesi tidak eksudatif lagi, sering disertai hiperkeratosis, hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. Tempat predileksi tengkuk, fleksorkubital dan fleksorpopliteal.
3. Bentuk dewasa ( 13 – 30 tahun )
Pada anamnesis terdapat bentuk infantil dan bentuk anak. Lesi selalu kering dan dapat disertai likenifikasi dan hiperpigmentasi. Tempat predileksi tengkuk serta daerah fleksor kubita dan fleksorpopliteal. Kelainan lain yang mungkin terlihat pada dermatitis atopik antara lain :
- Keratosis pilaris, garis-garis lekuk limpraorbita.
- Bulu alis mata bagian lateral menipis/menghilang
- Kulit infraorbita berwarna lebih gelap.
- Telapak tangan menebal dan timbul fisura kadang-kadang ditemukan kelainan kuku, pembesaran kelenjar getah bening.
• Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah tepi : ditemukan adanya eosinofil.
2. Pemeriksaan imunologi : ditemukan kadar imunoglobulin meningkat berhubungan dengan kelainan pernafasan seperti : asma bronkial, rinitis alergika. Serta terjadi pengurangan sel T dalam darah.
• Penatalaksanaan
Penatalaksanaan seperti dermatitis pada umumnya, terutama menghindari faktor pencetus. Bila eksudasi berat atau stadium akut diberi kompres terbuka, bila dingin dapat diberikan krim kortikosteroid ringan atau sedang. Pada lesi kronis dan likenifikasi dapat diberikan salep kortikosteroid kuat. Antihistamin merupakan obat pilihan utama sebagai kompetitif histamin.
Dermatitis Numularis
• Etiologi
Tidak diketahui. Penyakit timbul pada pasien yang mempunyai kulit kering, serta mempunyai kepribadian yang tense dan anxious. Kadang-kadang didapati infeksi lokal.
• Manifestasi klinis
Subyektif sangat gatal. Obyektif terlihat dermatitis sebear uang logam, terdiri atas eritema, edema, kadang-kadang ada visikel, krusta dan papul. Tempat predileksi ialah ekstremitas ( terutama tungkai bawah ), bahu dan bokong. Penyakit ini mempunyai kecenderungan residif.
• Penatalaksanaan.
Cari infeksi sebagai faktor pencetus fokal sistemik, dapat diberikan prednison 20 Mg sehari. Pengobatan topikal disesuaikan kondisi penyakit.
Dermatitis statis
Atau dermatitis hipostatis merupakan dermatits yang bersifat persisten pada tungkai bawah oleh karena adanya gangguan aliran darah.
• Etiologi
Karena adanya gangguan aliran darah berupa bendungan dan kelainan vena ditungkai bawah.
• Beberapa faktor predisposisi
- Banyak berdiri
- Obesitas
- Sering melahirkan
- Ras
• Tanda dan gejala
Subyektif terdapat pruritus. Pada permulaan tampak edema pada pergelangan kaki, terutam pada sore sehabis bekerja. Hemosiderin ke;luar dari pembuluh darah, sehingga terlihat bercak-bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada bagian medial sepertiga bawah tungkai bawah. Perlahan-lahan timbul dermatitis yang seringkali medidans. Bila timbul infeksi sekunder, maka teraba indurasi suskutan dan kulit diatasnya berwarna coklat merah. Karena terjadi pembendungan serta atropikulit, maka dengan muda akan timbul ulkus. Faktor presipitasi timbulnya ulkus statis ialah truma ringan dan infeksi sekunder. Pada stadium lanjut dapat timbul ulkus statis, maka subyektif terasa nyeri.
• Penatalaksanaan
Terdiri atas pengobatan kausa karena kelaina sirkulasi misalnya diperbaiki dengan elevasi tungkai pad saat tidur. Tetapi dermatitis diberikan sesuai dengan kondisinya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata : Nama, umur, jenis kelamin, alamat
2. Riwayat penyakit :
- Lesi
- Demam
- Nyeri nila punggung atau leher digerakkan
- Cemas, faktor pencedtus stres
3. Riwayat keluarga : Riwayat kesehatan keluarga
4. Pengkajian fisik
- Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok
- Lesi kering dan timbul pruritus
- Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan
- Lesi tidak simetris bilateral
- Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan.
- Bila akut : Falang distal seperti sosis bengkak, eritema dan nyeri.
- Menarik diri
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri dan gatal
2. Kerusakan integrital kulit berhubungan dengan adanya perubahan pada fungsi barier kulit.
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan dampak lesi
4. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhungan dengan kurang informasi
Nama : EmoticonEmoticon