BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan modal utama pembangunan.
Pembangunan yang berhasil membutuhkan manusia yang berkualitas, yang
memungkinkan pembangunan dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab menuju
pada keberhasilan pembangunan.
Salah satu aspek kepribadian yang penting adalah harga diri.
Harga diri yang tinggi akan mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu sikap
optimis, kemampuan mengendalikan hal-hal yang terjadi akan dirinya, mempunyai
pandangan yang positif, dan mempunyai penerimaan terhadap diri sendiri. Hal ini
akan membuat seseorang mampu melanjutkan kehidupannya meskipun dia menghadapi
kejadian-kejadian buruk dan masa lalunya yang buruk (Robinson & Shaver,
1990).
Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan mempunyai
pikiranpikiran positif, dan orang yang mempunyai harga diri rendah biasanya
mempunyai pikiran negatif tentang upaya dan masa depannya. Seseorang yang
mempunyai harga diri tinggi akan sedikit mengalami kecemasan, mau menerima
banyak resiko dan mau meningkatkan usaha mereka untuk meraih sukses (Antony
& Miles, 1996). Disamping itu seseorang yang mempunyai harga diri tinggi
akan lebih termotivasi untuk menambah kemampuan mereka, sedangkan yang harga
dirinya rendah akan termotivasi untuk melindungi diri mereka dari kegagalan dan
kekecewaan (Baumuster & Huthon, 1994).
Masa remaja adalah masa persiapan dalam memasuki dunia kedewasaan. Pada masa ini seorang remaja akan mengalami perubahan fisik, sexual, psikologis maupun perubahan sosial. Hal ini terjadi pada umur 12-21 tahun. Perubahan itu kemudian menyebabkan remaja berusaha mencapai kematangan dan mencoba menggunakan kesempatan seluas-luasnya bagi pertumbuhan kepribadiannya sendiri (Hurlock, 2002).
Masa remaja adalah masa persiapan dalam memasuki dunia kedewasaan. Pada masa ini seorang remaja akan mengalami perubahan fisik, sexual, psikologis maupun perubahan sosial. Hal ini terjadi pada umur 12-21 tahun. Perubahan itu kemudian menyebabkan remaja berusaha mencapai kematangan dan mencoba menggunakan kesempatan seluas-luasnya bagi pertumbuhan kepribadiannya sendiri (Hurlock, 2002).
Masa remaja menuntut pemenuhan kebutuhan harga diri, kasih
sayang, dan rasa aman. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi akan menyebabkan
gangguan kepribadian. Pemenuhan kebutuhan merupakan pembangunan seutuhnya,
pembangunan lahir batin, dan yang paling penting adalah kebutuhan harga diri
(Coopersmith, 1995).
Harga diri merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya
dapat berkembang. Kurangnya harga diri pada remaja dapat mengakibatkan masalah
akademik, olah raga, dan penampilan sosial. Selain itu dapat juga menimbulkan
gangguan pada proses pikir dalam konsentrasi belajar, dan berinteraksi dengan
orang lain, terutama yang masih mengikuti pendidikan sehingga berpengaruh
terhadap proses dan prestasi belajar (Elliot & Littlefield, 2000).
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Ngalim. P, 2004).
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Ngalim. P, 2004).
Proses belajar akan berhasil bila seseorang mampu memusatkan
perhatian pada pelajaran, tetapi apabila pada dirinya terdapat masalah
kejiwaan, seperti kecewa, malu, sedih, dan kurang percaya diri maka dengan
sendirinya akan mempengaruhi prestasi belajar (Warsiki, 1993).
Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi belajar, antara lain tes sumatif yang dapat menentukan indeks prestasi (Winkel, 2005).
Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi belajar, antara lain tes sumatif yang dapat menentukan indeks prestasi (Winkel, 2005).
Mahasiswa semester III Akademi Kebidanan X tahun 2007 ada 63
mahasiswa. Hasil evaluasi mahasiswa semester III Indek Prestasi (IP) antara
3,51-4,00 (1,59%), indek prestasi antara 2,75-3,50 (36,51%), indek prestasi
antara 2,00-2,74 (61,90%). Berdasarkan hasil yang didapat maka prestasi yang
dicapai mahasiswa masih tergolong rendah. Adapun hasil wawancara yang dilakukan
penulis terhadap beberapa dosen di Akademi Kebidanan X menyatakan bahwa
sebagian besar keaktifan mahasiswa dalam proses belajar mengajar cukup baik,
walaupun ada beberapa mahasiswa yang kurang dan tidak aktif.
Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti ”Apakah ada hubungan antara harga diri dengan prestasi belajar
pada remaja mahasiswa semester III Akademi Kebidanan ?”.
B. Perumusan
Masalah
Berdasar latar belakang di atas, masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan:
Apakah ada hubungan antara harga diri dengan prestasi belajar pada remaja mahasiswa Akademi Kebidanan ?
Apakah ada hubungan antara harga diri dengan prestasi belajar pada remaja mahasiswa Akademi Kebidanan ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
harga diri dengan prestasi belajar pada remaja mahasiswa Semester III Akbidanan.
D. Manfaat Penelitian
1.
Teoritis
Mengetahui bahwa harga diri yang baik akan
diikuti dengan peningkatan prestasi belajar.
2.
Praktisa
a.
Diharapkan penelitian ini dapat
memberi masukan pada dunia pendidikan dan orang tua akan pentingnya harga diri
terhadap pencapaian hasil belajar.
b.
Memberi masukan pada remaja mengenai
hubungan antara harga diri dengan prestasi belajar
Nama : EmoticonEmoticon