PENGERTIAN
Kemoterapi adalah obat atau zat yang
berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau
infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing
dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
Berdasarkan khasiatnya terhadap hama /
bakteri, kemoterapi dibedakan atas :
·
Bakterisida yaitu obat yang
pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium,
sublimat.
·
Bakteriostatika yaitu obat yang
pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri,
sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis
(kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh
lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.
Yang
termasuk kelompok kemoterapi adalah :
A. Antibiotika
B. Sulfonamida
C. Anti Parasitik.
1. Anti malaria
2. Anti amuba
3. Anti cacing
4. Anti jamur
D. Anti virus
E. Anti neoplastika (sitostatika)
F. Lain-lain
1. Anti TBC
2. Anti Lepra
A. ANTIBIOTIKA
Pengertian antibotika
Antibiotika berasal dari bahasa latin
yang terdiri dari anti = lawan,
bios = hidup. Adalah zat-zat
yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya
terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh
sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi
penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh
dr. Florey.
Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa
saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik
juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas
antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum
sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau
karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan
internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering
dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam
negeri potong.
Mekanisme kerja
Mekanisme
kerja antibiotika antara lain :
1.
Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan
tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma,
akhirnya sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin).
2.
Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari
membran sel dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeable
akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida)
3.
Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak
sempurna terbentuk (kloramfenicol, tetrasiklin)
4.
Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya
sel tidak dapat berkembang (rifampisin)
Efek samping
Penggunaan antibiotika tanpa resep
dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan
menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:
1. Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan
yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau
suntikan maka ada kemungkinan terjadi
reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan,
bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan
Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan
antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
2. Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi
kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya
bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah
resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau
dengan menggunakan kombinasi obat.
3. Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan
penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi
terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat
mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan
urogenital.
Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan
saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella
albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan
sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat
menimbulkan supra infeksi.
Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi
ini.
Penggolongan antibiotik
berdasar aktivitasnya
Berdasarkan luas aktivitas
kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas :
1.
Zat-zat dengan aktivitas sempit
(narrow spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja
(bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin,
kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin,
gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)
2.
Zat-zat dengan aktivitas luas (broad
spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram
positif maupun gram negatif.
Contohnya ampisilin, sefalosporin,
dan kloramfenicol.
Kelompok antibiotika
Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:
1.
Golongan Penisilin
2.
Golongan Sefalosforin
3.
Golongan Aminoglikosida
4.
Golongan Kloramfenikol
5.
Golongan Tetrasiklin
6.
Golongan Makrolida
7.
Golongan Rifampisin dan Asam
Fusidat
8.
Golongan lain-lain
1. Golongan Penisilin
Antibiotik pertama yang ditemukan dari
Alexander Fleming tahun 1928 di London yang satu dekade kemudian dikembangkan
oleh Florey untuk penggunaan sistemik dengan menggunakan biakan Penisilium notatum. Akibat kebutuhan
penisilin dalam jumlah besar pada saat perang dunia II, kemudian digunakan Penisilium chrysogenum yang dapat menghasilkan
Penisilin lebih banyak. Sekarang dibuat
secara semi sintetis. Penisilin termasuk antibiotik golongan betalaktam karena mempunyai rumus bangun
dengan struktur seperti cincin β lactam yang merupakan syarat mutlak untuk
menunjukan khasiatnya.
Jika cincin menjadi terbuka oleh enzym
β lactamase. (penisilinase dan cefalosforinase) maka khasiat
anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap
Rumus Bangun
Mekanisme kerja :
Penisilin
merintangi/ menghambat pembentukan/ sintesa dinding sel bakteri sehingga bila
sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya
plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel
pecah sehingga bakteri menjadi musnah.
Resistensi
Pemakaian
yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan Bacteri Coli
menjadi resisten terhadap penisilin.
Resistensi bakteri ini terbentuk dengan
cara :
Bakteri membentuk enzym β lactamase atau bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri
huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri bentuk L dapat
menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih)
karena lama berkembangnya. Bakteri semacam ini dengan mudah dapat dimatikan
dengan kotrimoksazol atau tetrasiklin.
Derivat (
turunan ) Penisilin
Berdasarkan
perkembangannya, terbentuk derivat-derivat Penisilin seperti di bawah ini :
A. Penisilin spektrum sempit :
(1)
Benzil penisilin = Penisilin G
Tidak tahan asam lambung, sehingga
pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam lambung, karena itu
penggunaannya secara injeksi atau infus intra vena.
(2)
Penisilin V = Fenoksimetil Penisilin
Penisilin ini tahan asam lambung,
pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan.
(3)
Penisilin tahan Penisilinase
Derivat ini hampir tidak terurai oleh
penisilinase, tapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G dan penisilin V.
Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut.
Contohnya kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin.
Kombinasi kloksasilin dengan asam
klavulanat menghasilkan efek sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat,
efektif terhadap E. Coli, H. Influenza dan Staphylococcus aureus.
Contohnya Augmentin (Beecham).
Asam klavulanat adalah senyawa β lactam dari hasil fermentasi Streptomyces
clavuligerus.
B. Penisilin spektrum luas :
(1) Ampisilin
Spektrum kerjanya meliputi banyak kuman
gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap penisilin-G. Khasiatnya
terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan daripada penisilin-penisilin
spektrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau
peradangan pada saluran pernafasan (bronkitis), saluran penceranaan (desentri),
dan infeksi saluran kemih.
(2) Amoksilin
Spektrum kerjanya sama dengan ampisilin,
tetapi absorbsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak di gunakkan terutama pada bronkitis menahun dan infeksi saluran
kemih.
Obat Generik,
indikasi, kontra indikasi dan efek samping.
1. Benzil
Penisilin (Penisilin G).
Indikasi
|
Infeksi tenggorokan, otitis media,
streptococus endo karditis,
meningo kokus, meningitis,
pnemonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki.
|
Kontra
indikasi
|
Hipersensitiv itas (alergi) terhadap
penisilin
|
Efek samping
|
Reaksi allergi berupa urtikaria, nyeri sendi,
syok anafilaktik, diare.
|
Sediaan
|
Benzatin Penisilin G (generik) Injeksi
|
2. Fenoksi Metil Penisilin (Penisilin V)
Indikasi
|
Tonsilitis,
otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.
|
Kontra indikasi dan efek samping sama
dengan Benzil Penisilin.
|
|
Sediaan
|
Phenoxymethyl Penicillin (generik), tablet 250mg, 500mg.
|
3. Ampisilin
Indikasi
|
Infeksi saluran kemih, otitis media,
sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis,
gonorrhoe.
|
Kontra indikasi
|
Hipersensitiv terhadap penisilin
|
Efek samping
|
Mual,diare, ruam, kadang-kadang kolitis
|
Sediaan
|
Ampisilin (generik) Kapsul 250mg, Kaptab 500mg Serbuk injeksi,
sirup kering.
|
Cara penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, pada suhu
tidak lebih dari 25o C
|
4. Amoksisilin
Indikasi
|
(lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi
tambahan
|
Kontra indikasi dan efek samping sama
dengan ampisilin.
|
|
Sediaan
|
Amoksisilin (generik), kapsul 250 mg, kaptab 500mg,
serbuk injeksi , syr. kering.
|
Cara penyimpanan
|
Dalam botol tertutup rapat.
|
5. Co Amoksiklav (amoksisilin-asam
klavulanat).
Kontra Indikasi dan Efek Samping sama
dengan ampisilin.
|
|
Sediaan
|
Coamoksiklav (generik), kaptab
|
Spesialite
obat-obat penisilin.
NO
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Benzilpenisilin
|
Prokain Penisilin G Meiji
|
Meiji Indonesia
|
|
|
Panadur LA
|
Sunthi Sepuri
|
2
|
Penisilin V
|
Fenocin
|
Dumex Alpharma Indonesia
|
|
|
Ospen
|
Novartis Indonesia
|
3
|
Kloksasilin
|
Ikaclox
|
Ikapharmindo
|
4
|
Ampicillinum
|
Penbritin
|
Beecham
|
|
|
Omnipen
|
Wyeth
|
|
|
Viccilin
|
Meiji
|
NO
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
5
|
Amoksisillin
|
Amoxil
|
Beecham
|
|
(Amoxicillinum )
|
Topcillin
|
Dankos
|
|
|
Ospamox
|
Biochemi
|
6
|
Co-Amoxyclav
|
Augmentin
|
Beecham
|
|
|
Clavamox
|
Kalbe Farma
|
2. Golongan Sefalosporin
Cephalosporin
diperoleh dari biakan Cephalosporinum
acremonium. Seperti halnya penisilin, daya antimikrobanya terletak pada
cincin β lactam, dengan
mekanisme kerja berdasarkan perintangan sintesis dinding sel.
Walaupun
aktivitasnya luas, namun sefalosporin bukan merupakan obat pilihan pertama
untuk penyakit manapun, karena masih terdapat obat – obat lain yang kurang
lebih sama khasiatnya dan jauh lebih
murah harganya.
Efek
samping yang terpenting pada penggunaan oral berupa gangguan lambung-usus dan
reaksi reaksi alergi seperti penisilin, yakni rash, urticaria, anafilaksis.
Alergi silang sering terjadi dengan derivat penisilin. Pada penggunaan i.v
sering terjadi tromboflebitis dan nyeri di tempat suntik.
Aktivitas
Bersifat
bakterisid dengan spektrum kerja luas terhadap banyak kuman gram positif dan
negatif, termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus
Obat Generik, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping
1. Sefaklor
Indikasi
|
Infeksi bakteri gram positif dan gram
negatif
|
Kontra indikasi
|
hipersensitiv terhadap sefalosporin,
porfiria
|
Efek samping
|
diare dan kolitis, mual muntah, sakit
kepala
|
Sediaan
|
Cefaclor (generik) kapsul 250mg, 500mg
|
2. Sefadroksil
Indikasi, kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
|
|
Sediaan
|
Cefadroksil (generik), kapsul 250mg,
500mg, sirup kering.
|
3. Sefotaksim
Indikasi, kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
|
|
Sediaan
|
Cefotaxime (generik) serbuk inj
|
4. Seftazidim
Indikasi, kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
|
|
Sediaan
|
Ceftazidime (generik) serbuk inj
|
5. Seftriakson
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping
lihat sefaklor
|
|
Sediaan
|
Ceftriaxone (generik) serbuk inj.
|
6. Sefuroksim
Indikasi
|
Profilaksis tindakan bedah, lebih aktif
terhadapH. influenzae, dan N.gonorrhoeae.
|
Kontra indikasi dan efek samping lihat
sefaklor
|
|
Sediaan
|
Cefuroxime (generik) serbuk inj.
|
7. Sefaleksin
Indikasi, kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
|
|
Sediaan
|
Cephalexin (generik) kapsul 250 mg,
500mg
|
8. Sefradin
Indikasi
|
Profilaksis bedah (lihat sefaklor).
|
Kontra indikasi dan efek samping lihat
sefaklor
|
|
Sediaan
|
Cephradin (generik) kaps 250mg,
500mg, sirup kering.
|
9. Sefazolin
Indikasi
|
Profilaksis bedah (lihat sefaklor).
|
Kontra indikasi dan efek samping lihat
sefaklor
|
|
Sediaan
|
Sefazolin (generik), serbuk inj
|
Spesialite obat-obat golongan sefalosporin.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
|
Sefadroksil
|
Duricef
|
Bristol-Myers Squib
|
|
|
Cefat
|
Sanbe Farma
|
|
Sefotaksim
|
Claforan
|
Hoechst
|
|
|
Clacef
|
Dexamedica
|
|
Sefaleksin(Cephalexinum)
|
Tepaxin
|
Takeda
|
|
|
Cefabiotic
|
Bernofarm
|
|
|
Ospexin
|
Novartis
|
|
Seftriaxone
|
Rocephin
|
Roche
|
|
Sefradin(Cephadrinum)
|
Velocef
|
Bristol-Myers Squib
|
|
|
Ceficin
|
Kalbe Farma
|
|
Sefazolin
|
Cefacidal
|
Squib
|
|
Sefaklor
|
Ceclor
|
Tempo
|
|
|
Cloracef
|
Ethica
|
|
Sefuroksim
|
Cefurox
|
Prafa
|
|
|
Kalcef
|
Kalbe Farma
|
|
|
Zinnat
|
Glaxo Wellcome
|
|
Seftazidim
|
Ceftum
|
Dexamedica
|
3. Golongan Aminoglikosida
Golongan
ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram
negatif. Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang menghasilkan streptomisin, yang aktif
terutama terhadap mikroba gram negatif termasuk terhadap basil tuberkulosis.
Kemudian
ditemukan lagi berbagai antibiotik lain yang bersifat mirip streptomisin
sehingga antibiotik ini dimasukan dalam satu kelompok yaitu antibiotik golongan
aminoglikosida. Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino pada rumus
molekulnya.
Mekanisme kerja
Dengan
mengikatkan diri pada ribosoma sel-sel bakteri, sehingga biosintesa proteinnya
dikacaukan.
Penggolongan
Berdasarkan rumus kimianya digolongan
sebagai berikut :
· Streptomisin
· Neomisin
· Kanamisin
· Gentamisin
· Framisetin
a) Steptomisin
Diperoleh
dari steptomyces griseus oleh
walksman (1943) dan sampai sekarang penggunaannya hampir terbatas hanya untuk
tuberkulosa.
Toksisitasnya
sangat besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang
melayani organ keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit
kepala, vertigo, mual dan muntah. Kerusakan bersifat bersifat revesible,
artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan
obat diakhiri meski kadang-kadang tidak seutuhnya.
Resistensinya
sangat cepat sehingga dalam penggunaan harus dikombinasi dengan INH dan PAS Na
atau rifampisin. Pemberian melalui parenteral karena tidak diserap oleh saluran
cerna. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin, menyebabkan kerusakan organ
pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga obat ini tidak digunakan
lagi sekarang.
Obat generik : -
b) Neomicin
Diperoleh dari
Streptomyces fradiae oleh
Waksman. Tersedia untuk penggunaan topikal dan oral, penggunaan secara
parenteral tidak dibenarkan karena toxis.
Karena baik sebagai antibiotik usus (aktif terhadap bacteri usus) maka
digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi. Penggunaan lokal banyak
dikombinasikan dengan antibiotik lain (polimiksin B, basitrasin) untuk
menghindari terjadinya resistensi.
Obat generik :-
c) Kanamisin
Diperoleh
dari Streptomyces Kanamyceticus
(Umezawa 1955). Persediaan dalam bentuk larutan atau bubuk kering untuk
injeksi.pemakaian oral hanya kadang-kadang diberikan untuk infeksi usus, atau
membersihkan usus untuk persiapan pembedahan.
Berkhasiat
bakteriostatik pada basil TBC, bahkan yang resisten terhadap streptomisin
sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam
pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonas (suntikan) Efek sampingnya gangguan
kesimbangan dan pendengaran, toksis terhadap ginjal .
Obat generik : Kanamysin. serbuk inj. 1 gr /vial, 2gr
/vial.
d) Gentamisin
Diperoleh
dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman garam
negatif seperti Proteus, Pseudomonas
, Klebsiella, Enterobacter. yang
antara lain dapat menyebabkan meningitis, osteomielitis pneumonia, infeksi luka
bakar, infeksi saluran kencing, telinga, hidung dan tenggorokan.
Sebaiknya
penggunaan gentamisin secara sistemis hanya diterapkan pada infeksi-infeksi
yang berat saja, dan penggunaan gentamisin secara topikal khususnya di
lingkungan rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada kuman-kuman
yang sensitif.
Efek
sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran toksis terhadap ginjal
Sediaan
: dalam bentuk injeksi dan salap (topikal)
Obat generik: Gentamisin (generik) Cairan inj. 10 mg/ml,
dan 40 mg/ml.
e) Framisetin:
Diperoleh
dari Streptomyces decaris. Rumus
kimia dan khasiatnya mirip Neomisin. Hanya di gunakan secara lokal saja,
misalnya salap atau kasa yang diimpragnasi.
Spesialite
obat-obat golongan Amino glikosida.
NO
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1.
|
Kanamisina Sulfat
|
Kanabiotic
Kanarco
Kanoxin
|
Berno Farma
Ponco
Dumex Alpharma
|
2.
|
Gentamisina
|
Ottogenta
Pyogenta
Sagestam
Garamycin
|
Otto
Kalbe Farma
Sanbe Farma
Schering
|
3.
|
Tobramisina Sulfat
|
Tobryne
Nebcin
|
Fahrenheit
Tempo Scan Pasific
|
4.
|
Neomisin Sulfat
|
Neobiotic
|
Bernofarm
|
|
(Neomycini Sulfat)
|
|
|
5.
|
Framisetin
|
Sofra Tulle
|
Darya Varia
|
|
(Framycetin)
|
Daryant-Tulle
|
Darya Varia
|
6.
|
Streptomisin (Streptomycini)
|
Sterptomycin Meiji
|
Meiji
|
7.
|
Amikasin (Amikacini)
|
Amikin
|
BMS
|
4. Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol
diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari Streptomyces venezuelae.Merupakan
antibiotik dengan spectrum luas dan memiliki daya antimikroba yang kuat maka
penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui
bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal.
Karena
toksisitasnya, penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat akibat
Haemophilus influenzae, demam tifoid,
meningitis , abses otak dan infeksi berat lainnya. Bentuk tetes mata sangat
bermanfaat untuk konjungtivitis bakterial.
Kloramfenikol
merupakan kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan rasanya
sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk esternya yaitu K-Palmitat
dan K -Stearat/ Suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk
suspensi. Dalam tubuh bentuk ester akan diubah menjadi kloramfenikol aktif.
Mekanisme kerja : merintangi sintesis protein bakteri.
Efek samping :
· Kerusakan sumsum tulang belakang yang
mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul anemia aplastis.
· Gangguan gastrointestinal : mual, muntah,
diare,
· Gangguan neuron: sakit kepala, neuritis
optik, neuritis perifer
·
Pada
bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray sindrome.
Penggunaan
Kloramfenikol
merupakan drug of choice = obat pilihan untuk thypus-abdominalis dan
infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae).Sebaiknya tidak diberikan pada bayi
prematur untuk menghindari gray sindrom karena enzym perombakan di hati
bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui.
Derivat
kloramfenikol ialah tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti kloramfenikol karena
dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu)
Obat Generik
· Kloramfenicol (generik) Kapsul 250 mg,
suspensi 125 mg/5 ml
· Tiamfenicol (generik) kapsul 250 mg, 500 mg.
Spesialit
obat-obat kloramfenikol
NO
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Kloramfenicol
|
Chloramex
|
Dumex Alpharma ind
|
|
|
Colme
|
Interbat
|
|
|
Colsancetine
|
Sanbe
|
|
|
Kalmicetin
|
Kalbefarma
|
|
|
Kemicetine
|
Carloerba / Dankos
|
2
|
Tiamfenikol
|
Biothicol
|
Sanbe
|
|
|
Urfamycin
|
Zambon
|
|
|
Thiamycin
|
Interbat
|
|
|
Thiambiotic
|
Prafa
|
5. Golongan Tetrasiklin
Antibiotik
golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang
dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens.
Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces
rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari
klortetrasiklin.
Tetrasiklin merupakan antibiotik
dengan spektrum luas, bersifat bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan
jalan menghambat sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang
karena masalah resistensi.
Sifat kimia
Berwarna kuning, bersifat amfoter dan
mudah terurai oleh cahaya menjadi anhidro dan epi tetrasiklin yang toksis untuk
ginjal. Tetrasiklin yang telah mengalami
penguraian mudah dilihat dari sediannya yang berwarna kuning tua sampai coklat
tua. Tetrasiklin harus disimpan.di tempat yang kering, terlindung dari cahaya.
Dengan logam bervalensi 2 dan 3 (Ca,
Mg, Fe ) membentuk kompleks yang inaktif, maka tetrasiklin tidak boleh
diminum bersama dengan susu dan obat –
obat antasida.
Penggunaan
Tetrasiklin banyak digunakan untuk
mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera,
infeksi saluran empedu. Penggunaan lokal sering dipakai karena jarang
menimbulkan sensitasi.
Efek samping:
·
Mual, muntah-muntah ,diarre
karena adanya perubahan pada flora usus.
·
Mengendap pada jaringan tulang dan
gigi yang sedang tumbuh (terikat pada
kalsium) menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang
serta pertumbuhan tulang terganggu.
·
Foto sensitasi
·
Sakit kepala, vertigo
Peringatan / larangan :
·
Tidak boleh diberikan pada
anak-anak di bawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui
·
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan
fungsi hati.
Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitiv
terhadap tetrasiklin
Anggota
golongan tetrasiklin yang lain :
·
Klortetrasiklin, diberikan
secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu
·
Oksitetrasiklkin (generik),
cairan injeksi 50 mg/ vial : diberikan secara oral, parenteral, topikal,
absorbsi dihambat oleh susu
·
Doksisiklin, bersifat long
akting, absorbsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu
·
Minosiklin, dianjurkan untuk
meningitis, bronchitis dan jerawat. Pemberian secara oral.
Spesialite obat-obat golongan Tetrasiklin.
NO |
GENERIK
|
NAMA DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Tetrasiklin
|
Dumocycline
|
Dumex Alphara ind
|
|
|
Super Tetra
|
Darya Varia
|
|
|
Tetra Sanbe
|
Sanbe
|
2
|
Doxycycline
|
Dotur
|
Novartis Indonesia
|
|
|
Interdoxin
|
Interbat
|
3
|
Oxytetracycline
|
Teramycin
|
Pfizer Indonesia.
|
4
|
Minosiklin
|
Minocin
|
Phaphros.
|
6. Golongan Makrolida
Kelompok antibiotik ini teridiri
dari eritromisin dan spiramisin
a) Eritromisin.
Dihasilkan oleh Streptomyces erythreus. Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan
mekanisme kerja merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak
stabil dalam suasana asam (mudah terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil pada
suhu kamar. Untuk mencegah pengrusakan oleh asam lambung maka dibuat tablet
salut selaput atau yang digunakan jenis esternya (stearat dan estolat) .
Karena
memiliki spektrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini
digunakan sebagai alternatif pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif
terhadap penisilin.
Sediaan
: Erytromisin (generik) kapsul 250 mg, 500 mg, sirup kering 200 mg / 5 ml
b) Spiramisin
Spektrum kegiatannya sama
dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntungannya adalah daya penetrasi ke
jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari Eritromisin.
Sediaan
: Spiramisin (generik) tabl. 250 mg, 500
mg.
Spesialite obat-obat golongan
makrolida
NO
|
GENERIK
|
NAMA DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Erytromisin
|
Erysanbe
|
Sanbe
|
|
|
Erythrocyn
|
Abbot Indonesia
|
2
|
Spiramisin
|
Rovamycine
|
Rhone Poulenc Ind
|
|
|
Spiradan
|
Dankos
|
3.
|
Roxythromycin
|
Rulid
|
Hoechst
|
4
|
Azithromycin
|
Zithromax
|
Pfizer
|
|
|
Zycin
|
Interbat
|
7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
a) Rifampisin
Antibiotik yang dihasilkan dari Streptomyces mediterranei. Berkhasiat
bakteriostatik terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita dengan
pengobatan rifampisin perlu diberitahu bahwa obat ini dapat menyebabkan warna
merah pada urin, dahak, keringat dan air mata, juga pemakai lensa kontak dapat
menjadi merah permanen.
b) Asam
fusidat
Dihasilkan oleh jamur antara lain Fusidum coccineum . Merupakan
satu-satunya antibiotik dengan rumus steroid Aktifitasnya mirip penisilin
tetapi lebih sempit. Berkhasiat bakteriostatik berdasarkan penghambatan
sintesis protein bakteri. Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang,
biasanya obat ini dikombinasikan dengan eritromysin atau penisilin
Spesialite obat-obatan golongan Rifampisin dan Asam
Fusidat
NO
|
GENERIK
|
NAMA DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Rifampicin
|
Kalrifam
|
Kalbe Farma
|
|
|
Rifam
|
Dexamedica
|
|
|
Rifamtibi
|
Sanbe Farma
|
2
|
Asam fusidat
|
Rucidin
|
Leo Pharmaceutical
|
8. Golongan lain-lain
Kelompok
ini terdiri dari :
·
Linkomisin
·
Klindamisin
· Golongan Kuinolon
a) Linkomisin
Berasal
dari Streptomyces lincolnensis, memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram
positif dengan spektrum lebih sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan
ke kedua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin khususnya pada radang
tulang (osteomielitis)
b) Klindamisin
Merupakan derivat linkomisin. Sejak
tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan jerawat.
c) Golongan
Kuinolon :
Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat
pembentukan DNA kuman. Golongan ini terdiri dari :
· Asam nalidiksat
· Ofloksasin
· Spirofloksasin
· Norfloksasin.
Interaksi golongan kuinolon, bila muncul tanda inflamasi
atau nyeri pada tendon, maka pemakaian obat harus dihentikan dan tendon yang
sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang.
(1) Asam Nalidiksat
Efektif untuk
infeksi saluran kemih. Preparat : Asam nalidiksat (generik ) tablet 500 mg. Di
Indonesia saat ini, juga beredar asam
pipemidat
(2)
Ofloksasin.
Digunakan untuk
infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe. Kontra indikasi : untuk
pasien epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/ menyusui.
Sediaan:
Ofloksasin (generik) tabl 200 mg, 400 mg
(3)
Siprofloksasin
Terutama aktif
terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella dan shygella.
Meskipun aktif terhadap kuman gram positif seperti Str. pneumonia tapi bukan
merupakan obat pilihan utama untuk Streptococcus pneumonia. Siprofloksasin
terutama digunakan untuk infeksi saluran
kemih, saluran cerna (termasuk Thypus
abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak dianjurkan untuk anak remaja yang sedang
dalam pertumbuhan. Dapat menimbulkan tremor, gagal ginjal, sindrom Steven Johnson dan lain - lain. Hati-hati untuk pengendara
karena dapat menurunkan kewaspadaan.
Sediaan: Ciprofloksasin (generik ) tablet 200
mg, kaptab 500 mg
(4) Norfloksasin
Indikasi : efektif
untuk infeksi saluran kemih
Kontra Indikasi :
dapat menimbulkan anorensia, depresi, ansietas dan lain – lain.
Perhatian : hati-hati pada pengendara karena
dapat mengurangi kewaspadaan.
Sediaan Generik: -
Spesialite
obat-obat golongan Kuinolon.
NO
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Ciproflokxacin
|
Ciproxin
|
Bayer
|
|
|
Baquinor
|
Sanbe Farma
|
2
|
Ofloxacin
|
Tarivid
|
Kalbe/Daichi
|
3
|
Lincomycin
|
Lincocin
|
Up John
|
4
|
Nalidixic Acid
|
Negram
|
Sanofi
|
B. SULFONAMIDA
Pengertian
Sulfonamida merupakan kelompok
kemoterapi dengan rumus dasar :
H2N – C6H4 – SO2NH R
Adalah anti mikroba yang digunakan
secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum
ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya
terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi
trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida.
Selain sebagai kemoterapi derivat
sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
Sulfa bersifat bakteriostatik luas
terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya
berdasarkan antagonisme saingan antara
PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar
sulfa :
H2N – C6H4 - COOH
Efek samping
Efek samping yang terpenting adalah
kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan
hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi dan gangguan pada saluran
kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli
ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan sulfa perlu :
·
penambahan Na- bicarbonat untuk
melarutkan senyawa yang mengkristal.
·
minum air yang banyak (minimum 1,5 liter / hari)
·
dengan membuat preparat
kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin, sulfamerazin, sulfamezatin.
Penggolongan
Berdasarkan efek yang
dihasilkan sulfonamida dibagi menjadi 2, yaitu :
·
Efek sistemis, contohnya
kotrimoksazol, trisulfa
·
Efek lokal, contohnya
sulfacetamid
1. Trisulfa
Indikasi
|
Infeksi
oleh kuman gram pos dan neg yang peka terhadap obat ini misalnya infeksi
saluran nafas dan saluran pencernaan.
|
Kontra indikasi
|
Hipersensitiv
terhadap obat ini kehamilan dan masa menyusui.
|
Efek samping
|
Gangguan
kulit, muntah, diare, kristal una dan gangguan darah
|
Sediaan
|
Tablet
500 mg (generik)
|
Cara penyimpanan
|
Dalam
wadah tetutup baik, terlindung dari sinar.
|
2. Kotrimoksazol
Kotrimoksazol merupakan kombinasi
antara trimetroprim dan sulfametoksazol dengan perbandingan 1 : 5
Indikasi
|
Antibakteri
spectrum luas, infeksi saluran kemih, infeksi THT, bronkitis kronis, demam
tifoid dan shigellosis
|
Kontra indikasi
|
Hipersensitiv
terhadap sulfa, gagal ginjal, gangguan fungsi hati yang berat
|
Perhatian
|
Pada
penggunaan jangka panjang perlu dilakukan hitung jenis sel darah, hindari penggunaan pada bayi di
bawah 6 minggu.
|
Efek samping
|
Gangguan
darah, mual, muntah, ruam (termasuk sindrom Stevens – Johnson) reaksi
allergi, diare dll.
|
Sediaan
|
Cotrimoksazol
(generik) Suspensi 240 mg/ 5 ml,
Tablet 480 mg
|
Cara penyimpanan
|
Wadah
kedap udara, terlindung dari sinar
|
3. Sulfacetamid
Adalah golongan sulfonamida yang
digunakan dalam salep dan tetes mata.
Spesialite
Obat-obat Sulfonamida
NO
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Sulfadiazin+Sulfamerazin+
|
Trisulfa
|
Kimia Farma
|
|
Sulfamezatin
|
|
Indo Farma
|
2
|
Sulfacetamida Natrium
|
Albucid
|
Nicholas
|
|
(Sulfacetamidum
Natricum)
|
|
|
3
|
Cotrimoksazole
|
Bactrim
|
Roche
|
|
(Trimetoprim+Sulfametho-xazole
|
Bactricid
|
|
C. ANTI PARASITIK
1. Anti Malaria
Pengertian
Anti
malaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit
yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi
menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah :
· demam berkala, disertai menggigil
· nyeri kepala dan nyeri otot
· hati membesar, sehingga timbul rasa mual
dan muntah
· anemia
Ada 3 jenis penyakit malaria yaitu :
a. Malaria tropika.
Penyebabnya Plasmodium falcifarum dengan gejala : serangan demam tidak menentu
disertai nyeri kepala hebat, bila terjadi kerusakan eritrosit dalam jumlah
besar dan kemudian menyumbat pembuluh kapiler ke otak maka dapat menimbulkan
kematian dalam beberapa hari. Sifat penyakit ini tidak residif (dapat sembuh
total, tidak berulang kambuh)
b.
Malaria tertiana
Penyebabnya Plasmodium
vivax dan ovale
Dengan gejala : demam berkala yang timbul
3 hari sekali
Sifat penyakit : sering kambuh (residitif) karena adanya
bentuk exo eritrocyt sekunder.
c. Malaria kwartana
Penyebabnya Plasmodium
malariae
Dengan gejala : demam berkala setiap 4
hari sekali
Sifat penyakit : residitif (sering kambuh)
karena adanya bentuk exo eritrosit sekunder.
Penggolongan
obat malaria
a) Obat-obat
pencegah / profilaktik
Untuk
perlindungan terhadap gigitan nyamuk (kloroquin, meflokuin) sebenarnya yang
terpenting adalah perlindungan pribadi terhadap gigitan nyamuk. Kelambu yang
telah diimpregnasi dengan permetrin dapat mencegah berbagai gigitan nyamuk,
begitu juga anti nyamuk bakar, anti nyamuk listrik, anti nyamuk semprot.
Formula
Dietiltoluamid (DEET) dalam lotio, roll on dan semprot sangat efektif dan tidak
berbahaya jika digunakan pada kulit, tetapi efek perlindungannya hanya beberapa jam saja
b) Obat-obat
penyembuh / pencegah demam = kurativum
Contohnya kina, kloroquin, pirimethamin,
meflokuin, halofantrin)
c) Obat-obat
pencegah kambuh. Contohnya primakuin
d) Obat
– obat pembunuh gametosid
(1) Klorokuin
Malaria
yang disebabkan plasmodium falciparum
sudah resisten terhadap kloroquin hampir diseluruh bagian dunia. Di Papua
Nugini dilaporkan plasmodium vivax
juga resisten terhadap kloroquin.
Indikasi
|
Obat terpilih untuk pengobatan malaria
ringan (yang disebabkan plasmodium
vivax), profilaksis/ pencegahan malaria di daerah dengan kemungkinan
resistensi kloroquin masih rendah, digunakan juga bersama proguanil bila
terdapat malaria falsiparum yang resisten terhadap klorokuin, diindikasikan
juga untuk arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus
|
Kontra indikasi
|
Penderita gangguan fungsi hati / ginjal,
kehamilan, gangguan neurologis (hindari untuk pasien epilepsi).
|
Efek samping
|
gangguan saluran cerna, sakit kepala,
kejang, gangguan penglihatan, over dosis,
sangat toksis
|
Sediaan
|
Klorokuin (generik) tablet 100 mg, 150 mg |
Cara penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari sinar dan kelembaban.
|
(2) Halofantrin
Digunakan
untuk pengobatan malaria falsifarum, tetapi sekarang jarang digunakan. Tidak
boleh digunakan untuk malaria ringan, juga
bila meflokuin sudah digunakan untuk profilaksis.
(3) Meflokuin
Digunakan
untuk profilaksis malaria di daerah endemis malaria falsifarum yang resisten
terhadap kloroquin. Efektif terhadap malaria ringan, tapi tidak dianjurkan,
kecuali yang telah resisten terhadap
Kloroquin
Indikasi
|
Kemoprofilaksis malaria, pengobatan
malaria falsiparum (lihat atas)
|
Kontra indikasi
|
Hindari penggunaan pada wanita hamil
(efek teratogenik pada hewan
percobaan), hindari kehamilan sampai 3 bulan menyusui, depresi, riwayat
epilepsi.
|
Efek samping
|
Mual, muntah, diare sakit perut, pusing,
gangguan keseimbangan.
|
Sediaan generik
|
-
|
(4)
Primaquin.
Indikasi
|
Pengobatan radikal malaria Vivax atau
ovale, pengobatan kambuhnya malaria lain dengan siklus ekso eritrosit sekunder.
|
Kontra indikasi
|
Penyakit yang berkaitan dengan
granulositopenia (artritis rematoid,
lupus eritematosus), kehamilan, menyusui, anak di bawah 4 tahun
|
Efek samping
|
Mual, muntah, sakit perut. anemia
hemolitik
|
Sediaan
|
Primaquin (generik) tablet 15 mg |
Cara penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari sinar dan kelembaban.
|
(5) Pirimetamin.
Indikasi
|
Pengobatan malaria falsiparum, dan dapat
digunakan bersama atau sesudah kinina. Pirimetamin tidak boleh digunakan
tersendiri, harus digunakan bersama sulfadoksin atau dapson
|
Kontra indikasi
|
Gangguan fungsi hati/ ginjal, wanita
hamil, menyusui.
|
Efek samping
|
Depresi sistem hematopoesis, dosis
besardapat menyebabkan ruam kulit,
insomnia.
|
Sediaan
|
Pirimetamin (generik) tablet 25 mg.
Pirimetamin + Sulfadoksin (generik) tabl S-doksin 300mg + pirimetamin 25 mg |
Cara Penyimpanan
|
Wadah kedap udara, terlindung terhadap
sinar.
|
(6) Kina
Merupakan
obat malaria tertua dari alkaloid pohon Cinchona succirubra.
Indikasi
|
Pengobatan malaria falsiparum
|
Kontra indikasi
|
Hemoglobin uria, neuritis optik
|
Efek samping
|
Sakit kepala, telinga berdenging,
gangguan keseimbangan, penglihatan kabur, mual, muntah, ruam kulit, gangguan
darah, karena diyakini berkhasiat
oksitosik maka banyak disalahgunakan untuk abortus, juga berkhasiat
analgetik-antipiretik
|
Sediaan
|
Kina (generik) tabl 200 mg
Kuinin dihidroklorida (generik) cairan
injeksi 25 %
|
Cara penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari sinar.
|
Spesialite
Obat-obat Malaria:
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Klorokuin
|
Nivaquine
|
Rhone Poulenc
|
|
Chloroquinum
|
Riboquin
|
Dexa medica
|
|
|
Resochin
|
Bayer
|
2
|
Sulfadoxin+Pyrimetamin
|
Fansidar
|
Roche
|
|
|
Suldox
|
Dumex
|
3
|
Kinin Sulfat(Quinini
Sulfas)
|
Tablet Kina
|
Kimia Farma
|
4
|
Eukinin/Kinin Etil Karbonat
|
Euchinin
|
Kimia Farma
|
|
(Quinini Aethyl
Carbonat)
|
|
|
5
|
Meflokuin
|
Malacid
|
Dexa medica
|
2 . Anti Amuba
Pengertian
Adalah obat-obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal
(protozoa) yaitu Entamoeba histolytica
yang dikenal dengan dysentri amuba.
Penyakit yang disebabkan amuba umumnya
menyerang usus. Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang
dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar.
Bila pengobatannya tidak tepat
penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan
amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba)
Bentuk
amuba dan cara penularannya :
·
Bentuk
kista merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang
memiliki membran pelindung yang ulet dan tahan getah lambung.
·
Bentuk
minuta (kecil)
Bila makanan yang terinfeksi oleh kista
amuba masuk ke usus manusia, kista akan pecah dan berkembang menjadi bentuk
aktif yang disebut tropozoit, memperbanyak diri dengan pembelahan dan hidup
dari bakteri-bakteri yang ada di usus, akibatnya terjadi luka-luka kecil pada
mukosa usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare berlendir dan berdarah.
·
Bentuk Histolitika
Pada kasus tertentu tropozoid melewati
dinding usus, berkembang menjadi 2 kali
lebih besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung, paru-paru, otak
khususnya hati) di sini tropozoid - tropozoid ini hidup dari eritrosit dan
sel-sel jaringan yang dilarutkan olehnya dengan jalan fagositosis sehingga
jaringan yang ditempatinya akan mati (nekrosis).
Sebagian
tropozoid ada yang menjadi kista, akan keluar bersama tinja si penderita,
dengan perantaraan lalat atau tangan yang kotor atau makanan dapat masuk lagi
ke tubuh manusia yang lain
Penggolongan
obat
Dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
1. Obat amubiasid
kontak, meliputi
senyawa-senyawa metronidazol dan tinidazol, antibiotika antara lain tetrasiklin
dan golongan aminoglikosida.
2. Obat amubiasid
jaringan, meliputi senyawa
nitro-imidazol (metronidazol tinidasol) yang berkhasiat terhadap bentuk
histolitika di dinding usus dan jaringan-jaringan lain. Obat golongan ini
merupakan obat pilihan dalam kasus amubiasis. Bila metronidazol dan tinidazol
tidak efectif dapat digunakan dihidroemetin.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan
efek samping
Metronidazol
Indikasi
|
Infeksi amuba (amubiasis intestinalis,
dan abses amuba hepar) juga infeksi oleh trikomonas.
|
Kontra indikasi
|
Hipersensitif,
hindarkan penggunaan dosis
besar pada wanita
hamil dan menyusui
|
Efek samping
|
Mual, muntah, gangguan pengecapan,
vertigo, ngantuk dan reaksi kulit seperti ruam urtikaria, urin berwarna
gelap.
|
Sediaan
|
Tablet metronidazol (generik) 250 dan
500 mg ,
tablet vaginal 500 mg.
|
Cara Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari sinar. Vaginal tablet harus ditaruh ditempat sejuk
|
Spesialit
obat-obat anti amuba :
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Kloroquin Fosfat
|
Resochin
|
Bayer
|
|
(Chloroquinini Phosphas
|
Nivaquin
|
Rhone P
|
2
|
Metronidazol
|
Corsagyl
|
Corsa
|
|
(Metronidazolum DOEN)
|
Flagyl
|
Rhone P
|
3
|
Tinidazol
|
Fasigyn
|
Pfizer
|
4
|
Nimorazol
|
Naxogin
|
Pfizer
|
5
|
Secnidazol
|
Sentyl
|
Sunthi Sempuri
|
|
|
Flagentyl
|
Rhone P
|
3. Anti Cacing
Pengertian
Anthelmetika
atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan cacing
parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.
Infeksi
oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia,
di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini
diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi
cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal
dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada
momen-momen tertentu.
Penularan
penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang melalui
luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah, terutama
bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala
penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan lambung
usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan pucat (anaemi) dan
lain – lain.
Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu :
· Menjaga kebersihan baik tubuh maupun
makanan
· Mengkomsumsi makanan yang telah di masak
dengan benar (daging, ikan dll)
· Mencuci tangan sebelum makanan.
Penggolongan.
Obat
cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya terhadap jenis cacing yang
menginfeksi.
a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis)
Termasuk
golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih dari 6 minggu.
Cacing betina menempatkan telurnya disekitar anus pada malam hari sehingga
menyebabkan rasa gatal.
Dengan
garukan, telur cacing akan pindah ke tangan dan dapat tertelan kembali .Cara
penularan yang demikian disebut reauto infeksi. Obat yang sesuai adalah
mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien di atas 2 tahun) dan piperazin.
b) Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Termasuk
cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan cukup berbahaya karena
dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-organ lain bila tidak diobat dengan
tepat. Obat pilihan yang paling efectif adalah levamisol.
c) Cacing pita (Taenia saginata/ Taenia
solium/ Taenia lata)
Merupakan
cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya lewat daging yang mengandung telur
cacing pita karena kurang lama dimasak.Taenia
saginata terdapat dalam daging sapi, Taenia
solium terdapat dalam daging babi, Taenia
lata terdapat dalam daging ikan.
Taenia
sulit dibasmi karena kepala cacing yang memiliki semacam alat hisap terhunjam
dalam selaput lendir usus sehingga sulit kontak dengan obat dan segmen – segmen
(bagian tubuh cacing) yang telah rusak karena obat, dapat dilepaskan dan cacing
kemudian membuat segmen-segmen baru. Gejala yang tampak disamping gangguan
lambung usus adalah anemia .Obat yang paling banyak digunakan untuk cacing pita
adalah niklosamid dan prazikuantel.
d) Cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan
Necator Americanus)
Adalah
dua macam cacing tambang yang menginfeksi manusia, penularannya melalui Larva
yang masuk ke dalam kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup pada usus
halus bagian atas dan menghisap darah pada tempat dia menempelkan dirinya di
mukosa usus. Seperti cacing pita, cacing ini menyebabkan anemia karena defisiensi besi. Pengobatan: mencakup
pembasmian cacing sekaligus pengobatan anemia. Mebendazol merupakan pilihan karena memiliki Spectrum
luas dan efektif terhadap cacing tambang.
e) Filaria
Ditularkan
oleh Larva microfilaria dari cacing Wuchereria
bancrofti dan Brugia malay melalui
gigitan nyamuk culex. Microfilaria dari cacing akan membendung getah bening
pada kaki dan daerah sekitar kandung kemih sehingga mengakibatkan daerah yang
diserang menjadi bengkak dan besar sehingga keadaan ini disebut elephantiasis.
f)
Schistosoma
Adalah
sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang disebut myracidium
melalui kulit atau siput yang dimakan manusia. Schistosoma hematobium
dewasa hidup dalam vena saluran kemih sedangkan Schistosoma mansonii
hidup di vena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam saluran
cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantung pada tempat yang terinfeksi
, bisa gatal – gatal, kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain –
lain. Obat pilihan Frazikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.
g)
Cacing benang (Strongiloides stercularis)
Ditularkan
melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan hidup dalam usus. Larva yang
dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup ke jaringan, menimbulkan
siklus auto infeksi. Obat pilihan : Tiabendazol, obat alternatif : albendazol.
Invermectin merupakan obat alternatif yang paling efektif untuk infeksi kronis.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping
1. Mebendazol
Indikasi
|
Infeksi tunggal maupun campuran yang
disebabkan cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk.
|
Kontra indikasi
|
Kehamilan (efek
teratogenik) dan ibu menyusui
|
Efek samping
|
Kadang-kadang sakit perut, diare, reaksi
hipersensitiv
|
Peringatan
|
Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2
tahun, kadang-kadang cacing askaris
akan bermigrasi keluar melalui hidung/ mulut selama pengobatan terutama pada
anak dengan infeksi berat.
|
Sediaan
|
Mebendazol (generik) tabl. 100 mg
|
2. Piperazin
Indikasi
|
Cacing kremi dan cacing gelang
|
Kontra indikasi
|
Gangguan fungsi
ginjal, epilepsi,kehamilan
|
Efek samping
|
Mual, muntah, kolik, diare
|
Peringatan
|
Tidak dianjurkan dipakai terus menerus
pada anak-anak (nefrotoksik)
|
Sediaan
|
Piperazin (generik) Sirup 1 gr/ 5 ml,
Tablet 300 mg, 500 mg
|
Cara Penyimpanan
|
Wadah kedap udara, terlindung dari sinar
|
3. Pyrantel pamoat
Indikasi
|
Infeksi tunggal/ campuran cacing gelang,
cacing kremi, cacing tambang. Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi
|
Kontra indikasi
|
-
|
Efek samping
|
Sangat jarang (sakit kepala, insomnia,
mual, muntah, ruam kulit)
|
Peringatan
|
Tidak untuk anak di bawah 2 tahun
|
Sediaan
|
Pyrantel Pamoat (generik)tablet 365 mg
Suspensi 115 mg/5 ml
|
Cara Penyimpanan
|
Terlindung dari sinar.
|
4. Dietil karbamazin
Indikasi
|
Filariasis
|
Kontra indikasi
|
Penyakit hati,
ginjal yang berat, kehamilan
|
Efek samping
|
Menyebabkan kambuhnya malaria, sakit
kepala, pusing, mual,muntah.
|
Sediaan
|
Dietil karbamazin (generik) tabl. 1000
mg
|
Cara Penyimpanan
|
Wadah kedap udara (hidroskopis)
|
5. Albendazol
Indikasi
|
Terapi tambahan
(sesudah operasi) untuk kista hidatid atau obat primer strongiloides
|
Kontra indikasi
|
Kehamilan
|
Efek samping
|
Gangguan saluran cerna, sakit kepala,
gangguan darah.
|
Sediaan
|
Albenazol (generik) tabl. 200 mg
|
Spesialit
obat-obat anti cacing:
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Piperazin (Piperazinum)
|
Piperacyl
|
Bode
|
|
|
Upixon
|
Bayer
|
2
|
Mebendazol
(Mebendazolum)
|
Vermox
|
Janssen
|
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
3
|
Pirantel Pamoat
(Pyranteli Pamoas)
|
Combantrin
|
Pfizer
|
4
|
Levamizol HCl
|
Ascaridil
|
Janssen
|
5
|
Oxantel
Pamoate+Pyrantel Pamoate
|
Quantrel
|
Pfizer
|
6
|
Dietil karbamazin
|
Filarzan
|
Mecosin
|
7
|
Albendazol
|
Helben
|
Mecosin
|
4. Anti jamur (fungistatika)
Adalah obat-obat yang digunakan untuk
menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat
terjadi pada :
· Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di
atas kulit)
· Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan
vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya
infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau
pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor hygiene juga sangat
mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan
dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan
jamur sering mengalami kegagalan.
Penggolongan
1. Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin,
nistatin)
2. Asam-asam organik (asam salisilat, asam
benzoat, asam undesilinat)
3. Derivat imidazol (ketokonazol, klotrimazol, mikonazol)
Obat
genetik, indikasi, kontra indikasi efek samping.
1. Griseofulvin
Dihasilkan oleh Penisillium griseofulvinum,
berkhasiat fungistatik pada penggunaan oral terhadap banyak dermatofit.,
efektif untuk mengobati infeksi kulit dan kuku yang menahun, penyembuhan
berlangsung sangat perlahan.
Indikasi
|
Infeksi dermatofitosis kulit, kulit
kepala, rambut dan kuku bila terapi topikal gagal
|
Kontra indikasi
|
Gangguan fungsi
hati, kehamilan
|
Efek samping
|
Sakit kepala, mual, muntah
|
Sediaan
|
Griseofulvin (generik) tablet 125 mg
|
2. Nistatin.
Berasal dari streptomyces moursei
Indikasi
|
Kandidiasis
(stomatitis, sariawan pada mulut, vaginitis pada vagina)
|
Kontra indikasi
|
-
|
Efek samping
|
Mual, muntah
diare (diberikan peroral), iritasi
lokal pada pemakaian topikal.
|
Sediaan
|
Nistatin
(generik) tabl 500.000 UI
|
Cara penyimpanan
|
Wadah kedap
udara, suhu dibawah 5°C, terlindung dari sinar.
|
3. Amfoterisin B
Dihasilkan oleh Streptomyces
nodosus
Indikasi
|
Kandidiasis
intestinal
|
Kontra indikasi
|
-
|
Efek samping
|
Anoreksia, mual,
muntah diare, sakit kepala.
|
Sediaan
|
(generik)-
|
4. Asam Salisilat
Asam organik berkasiat fungsisida, dalam salep
konsentrasi 3-6 % juga bersifat
keratolitik (melarutkan lapisan tanduk kulit, konsentrasi 5-10%)
5. Mikonazol
Merupakan derivat imidazol
dengan kasiat fungisid kuat
Indikasi
|
Terapi
topikal tinea pedis, kandidiasis kulit.
|
Kontra indikasi
|
Hipersesitivitas.
|
Efek samping
|
Rasa
terbakar, kemerahan. Bila efek samping sangat mengganggu pemakaian harus
dihentikan.
|
Sediaan
|
Mikonazole nitrat
(generik), krim, serbuk warna putih.
|
Cara penyimpanan
|
Pada suhu 15-30oC
,wadah kedap udara
|
6. Ketokonazol
Indikasi
|
Kandidiasis
mukosa resisten yang kronis, mukosa saluran cerna, kandidiasis vaginal,
infeksi dermatofit pada kulit atau kuku tangan.
|
Kontra indikasi
|
Gangguan hati,
kehamilan dan menyusui
|
Efek samping
|
Mual, muntah
nyeri perut,sakit kepala, ruam,urtikaria, pruritus.
|
Sediaan
|
Ketokonazol
(generik) tablet 200mg
|
Spesialite
obat-obat anti jamur
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Amfoterisin
|
Amphotec
|
Astra Zeneca Indonesia
|
|
|
Fungizone
|
Squibb Indonesia
|
2
|
Nistatin/Nursein
|
Candistatin
|
Pharos
|
|
(Nystatinum DOEN)
|
Flagystatin
|
Rhone Poulenc
|
|
|
Mycostatin
|
Squibb Indonesia.
|
3
|
Ketokonazol
|
Mycoral
|
Kalbe farma
|
|
(Ketoconazolum DOEN)
|
Nizoral
|
Johnson & Johnson
Ind
|
4
|
Griseofulvin/Fulvicin
|
Fulcin
|
Zeneca
|
|
(Griseofulvinum)
|
Grivin
|
Phapros
|
5
|
Clotrimazole
|
Canesten
|
Bayer
|
|
|
Canesten UT
|
|
|
|
Canesten SD
|
|
6
|
Miconazole
|
Daktarin
|
Janssen
|
|
|
Mexoderm
|
Konimex
|
7
|
Itraconazole
|
Sporanox
|
Janssen
|
D. ANTI VIRUS (virustatika)
Virus
(dalam bahasa latin dan sanskerta : visham
= racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20
dan 300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti
kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan
suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti
dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan
memperbanyak diri.
Pengembangan
obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai
hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh
virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada.
Sejumlah
obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena
toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan,
antara lain idoksuridin pada penggunaan
topikal dan herpes simplex conjungtivitis
serta asiklovir.
Asiklovir
Obat ini berkhasiat terhadap herpes simplex
dan herpes zoster, tanpa mengganggu fisiologi sel-sel tuan rumah. Aktivitasnya
jauh lebih kuat dibandingkan virustatika lain.
Asiklovir
aktif terhadap virus herpes tetapi tidak bisa memusnahkannya, dan hanya efektif
bila digunakan pada awal penyakit.
Penggunaan
asiklovir meliputi pengobatan sistemik dan topikal, termasuk herpes genitalis.
Asiklovir dapat merupakan obat penyelamat untuk pasien herpes simpleks atau
herpes zoster.
Efek
samping pada penggunaan parenteral adalah tromboflebitis di tempat suntik,
kadang-kadang mual, muntah, tremor dan kekacauan. Secara lokal terjadi rasa
nyeri dan terbakar. Tidak bersifat karsinogen dan karsinogenik.
Idoksuridin
(IDU)
Berkhasiat
virustatik terhadap sejumlah virus kelompok DNA. Memiliki efek samping yang sangat toksis bagi
hospes maka hanya digunakan secara lokal sebagai salep dan tetes mata.
Sediaan, Kontra
Indikasi dan Efek Samping
1. Asiklovir
Indikasi
|
Herpes simpleks dan varisella zoster
|
Kontra indikasi
|
Gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan
menyusui
|
Efek samping
|
Ruam kulit, gangguan saluran cerna,
sakit kepala, gangguan neurologis.
|
Sediaan
|
Acyclovir (generik), tabl 200mg,400mg
|
2. Idoksuridin (IDU)
Indikasi : terapi
keratitis pada herpes simpleks secara
topikal
Spesialite
obat-obat anti virus
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Asiklovir (Acyclovirum)
|
Clinovir
|
Pharos
|
|
|
Poviral
|
Kalbe Farma
|
2
|
Methisoprinol
|
Isoprinosine
|
Darya Varia
|
E. ANTI NEOPLASTIKA (Sitostatika)
Pengertian kanker
Kanker atau karsinoma (Yunani =
karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan
bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan
memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan
pembengkakan atau benjolan, yang disebut
tumor atau neoplasma (neo = baru; plasma
= bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan
sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan
sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh
(metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari
penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat.
Jenis-jenis kanker yang paling sering
terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan
alat-alat kelamin. Begitu pula
leukimia atau kanker darah,
dimana produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat
berkurang.
Sebab-sebab kanker, menurut
para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh
pengaruh zat-zat karsinogen
Pengobatan
Pengobatan
kanker dikenal beberapa cara, antara lain:
1. Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan
menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker.
2.
Operasi / pembedahan, yaitu
dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang
terkena kanker
3. Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang
terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif.
Efek Samping
Efek samping penggunaan obat-obatan
neoplastika, adalah :
·
Depresi sumsum tulang dengan
gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar resiko infeksi
kuman.
·
Gangguan pada kantong rambut dengan
rontoknya rambut atau alopesia.
·
Pembentukan sel-sel darah
terhambat
·
Hiperurisemia
·
Terganggunya fungsi reproduksi
Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali
digunakan, yakni yang memiliki titik
kerja di dalam sel yang berlainan, Dengan demikian daya kerjanya diperkuat dan
terjadinya resistensi dapat dihindarkan.
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme
kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa golongan :
1. Zat – zat alkilasi
2. Antimetabolit
3. Antimitotika
4. Antibiotika
5. Serba - serbi
1)
Zat-Zat Alkilasi
Yang terpenting adalah klormethin dan
derivatnya, tiotepa dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam,
karena kerjanya mirip dengan efek
penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi. Obat-obat ini terutama digunakan pada
kanker korion, limfogranuloma dan leukimia.
a) Klormethin
Merupakan
sitostatika pertama yang digunakan (1946) terhadap kanker limfogranuloma dan
leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah terurai dalam beberapa
menit.
· Klorambusil
Adalah
derivat klormertin dengan cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama,
tetapi dapat digunakan oral. Efek samping ringan.
· Siklofosfamid
Adalah derivat
klormetin dengan cincin fosfat, yang baru aktif setelah dioksidasi di hati.
Selain merusak sumsum tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan
radang mukosa kandung kemih dengan
perdarahan.
· Melfalan
Adalah derivat klormetin yang mengandung
fenilalanin, kerjanya jauh lebih lama lebih kurang 6 jam. Banyak digunakan pada
kanker sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi megkaryocyt di sumsum
tulang, yang membentuk pelat-pelat darah.
b) Thiotepa
Memiliki
daerah indikasi yang lebih luas daripada derivat-derivat mustin, yaitu juga
pada kanker yang sudah tersebar, maupun pada jenis-jenis kanker lain yang gagal
pengobatannya dengan penyinaran.
c) Busulfan
Berkhasiat
spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus digunakan pada leukemia kronis
guna menekan produksi leukosit.
d) Lomustin
Mampu mengalkilasi dan menghambat berbagai proses
di dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan mudah melintasi sawar otak, maka
obat ini merupakan obat pilihan pertama pada tumor otak.
2)
Anti metabolit – anti metabolit
Obat-obat ini menggangu
sintesis DNA dengan jalan antagonisme saingan metotreksat (MTX).
Antagonis asam folat ini efektif sekali pada kanker korion, juga bila sudah
terjadi metastatis.
Banyak digunakan pada leukemia akut guna memelihara remisi
(perbaikan gejala-gejala)yang kurang dicapai dengan obat-obat lain, misalnya
vinkristin bersama prednison. Juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit
bersisik (psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir.
a) Merkaptopurin
Terutama digunakan
pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX atau zat-zat alkilasi tidak efektif lagi.
· Azathioprin
Dalam tubuh
dirombak menjadi merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum pada
transplantasi ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya penolakan
organ-organ baru oleh tubuh si penerima.
b) Fluorouracil
Digunakan pada
tumor-tumor lambung, usus besar atau (kolon) dan poros usus (rektum). Efek
samping sama dengan MTX.
·
Sitarabin
Berkhasiat
virustatik terhadap virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada
anak-anak.
3)
Anti Mitotika
Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi
pembelahan inti sel.
a) Vinblastin
Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin dan vinkristin.
Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tidak efektif.
Efek samping utama neuritis perifer, mual, muntah, rambut rontok dan obstipasi.
·
Vindesin
Khasiat
kurang lebih sama dengan vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan
neurotoksis. Digunakan antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada
kanker buah dada.
· Vinkristin
Digunakan pada
leukemia akut pada anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan obat lain, misalnya
merkaptopurin dan prednison. Efek samping sama dengan vinblastin, polineuritis
lebih cepat terjadi dan terapi harus segera ditunda hingga gejala - gejala lenyap. Depresi sumsum tulang praktis
tidak terjadi.
b) Podofilin
Damar ini diperoleh
dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain
mengandung zat antimitotik podolifotoksin. Dua glikosida semisintetisnya
adalah teniposida dan etoposida
· Teniposida
Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker
otak dan kandung kemih.
· Etoposida
Dapat digunakan
oral, digunakan antara lain pada kanker testis dan ovarium.
4) Antibiotika
Terutama digunakan
pada kanker korion yang sudah metastasis, biasanya dikombinasikan dengan
klorambusil dan MTX. Efek samping sama dengan sitostatika lain yakni gangguan
darah, lambung-usus dan rambut rontok.
a) Mitomisin
Sangat toksis untuk
sumsum tulang, maka pengawasan darah seksama harus dilakukan bila obat-obat
lain tidak efektif.
b) Doksorubisin
Digunakan khusus
pada leukemia akut dan limfogranouloma yang tidak dapat diobati dengan
sitostatika lain, biasanya dengan vinkristin dan prednison.
· Daunorubisin
Merupakan derivat
doksorubisin dengan khasiat dan efek samping yang sama. Urin dapat berwarna
merah seperti doksorubisin.
5)
Serba-serbi
Obat-obat lain yang
digunakan pada kanker terdiri dari kortikosteroida, hormon kelamin, prokarbazin
dan asparaginase.
a) Kortikosteroida
Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi
kanker mengandung prednison atau turunannya, karena efeknya langsung terhadap
sel-sel kanker sendiri dan menghasilkan pengaruh yang baik seperti demam
menurun, perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dan
sebagainya.
b) Hormon-hormon kelamin
Kerapkali digunakan dengan hasil yang
baik, pada jenis-jenis kanker yang tergantung
dari hormon, yang pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau
estrogen, atau anti hormon, misalnya estrogen diberikan pada kanker prostat
(guna meniadakan efek hormon pria). Androgen diberikan pada kanker payudara.
c) Prokarbazin
Dianjurkan sebagai
obat pilihan kedua pada limfogranuloma, dalam kombinasi dengan klormethin,
vinkristin dan prednison.
d) L-Asparaginase
Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri
E.coli. Pada leukemia tertentu sel-sel kanker tidak dapat membentuk 1-asparagin yang diperlukannya
untuk sintesis proteinnya. Maka zat ini menggunakan asparagin tersebut sehingga
sel-sel kanker terhenti perkembangannya. Efek samping mual, muntah, gangguan
SSP dan hati, alergi. Hanya digunakan pada leukemia akut dan sebagai obat
pilihan kedua.
e) Cisplatin
Terutama digunakan pada kanker testis
dalam kombinasi dengan vinkristin dan bleomisin, serta pada kanker ovarium.
f) Interferon
Daya sitostatiknya
telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kanker. Selain itu juga berdaya anti virus
dan dianjurkan sebagai pencegah influensa sampai 24 jam sesudah terjadinya
infeksi.
Spesialite obat-obat sitostatika.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Dokosorubisin
Hidroklorida
|
Adiamycin RD
|
Carlo Erba
|
|
(Doxorubici
Hydrochloridum)
|
|
|
2
|
Fluorourasil
|
Adrucil
|
Carlo Erba
|
|
(Fluorouracilum)
|
|
|
3
|
Bleomisin Sulfat
|
Bleocin
|
Kalbe Farma
|
|
(Bleomicini Sulfas)
|
|
|
4
|
Sisflatin(Cisflatinum)
|
Cisplatin
|
Kalbe Farma
|
5
|
Siklofosfamida
|
Endoxan
|
Asta
|
|
(Cyclophosphamidum
|
|
|
6
|
Metotreksat(Methotrexatum
|
Farmitrexat
|
Carlo Erba
|
7
|
Sitarabin (Cytarabin)
|
Erbabin
|
Kalbe Farma
|
8
|
Vinkristin Sulfat
|
Krebin
|
Kalbe Farma
|
|
(Vincristini Sulfas)
|
|
|
9
|
Vinblastin Sulfat
|
Vinblastine Sulphate
DBL
|
Tempo Scan Pasific
|
|
(Vinblastini Sulfas)
|
|
|
F. LAIN-LAIN
1. Anti Tuberkulosis (TBC)
Pengertian:
Anti
tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka
waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
Tuberkulosis
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan
membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ
pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).
Selain
paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah tulang,
ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih
merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:
· Masih kurangnya kesadaran untuk hidup
sehat.
· Perumahan yang tidak memenuhi
syarat.(ventilasi dan masuknya cahaya matahari)
· Kebersihan/hygiene
· Kurang gizi/gizi tidak baik.
Penularan kuman TBC dapat melalui:
· Saluran pernafasan (sebaiknya penderita
menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.
· Lewat makanan dan minuman
Penularan
TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau
barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita
mempunyai ventilasi yang baik.
Cara
pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi
yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette
Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak
biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan
dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila
ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak
terinfeksi TBC.
Pengobatan
Sebelum
ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan
terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan
demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak
dan vitamin A.
Obat
TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan
PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC
menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC
menjadi INH, ethambutol dan rifampisin.
Dengan
pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti
biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet
dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung
banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu
yang cukup lama .
Tujuan pengobatan kombinasi :
· Mencegah resistensi
· Praktis karena dapat diberikan sebagai
dosis tunggal.
· Mengurangi efek samping.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi
dan Efek samping
1. Rifampisin
Indikasi
|
Pengobatan tuberkulosis,
lepra,meningitis
|
Kontra indikasi
|
Pasien kelainan hati, wanita hamil dan
menyusui
|
Efek samping
|
Mual,muntah, diare, pusing, ganguan
penglihatan
|
Peringatan
|
Perlu penerangan rifampisin menyebab-kan
warna merah pada urin, tinja, liur, dahak keringat,dan air mata.
|
Sediaan
|
Rifampisin (generik), kapsul 300mg,
450mg, kaptab 600mg
|
2.
Ethambutol
Indikasi
|
Tuberkulosis dengan kombinasi bersama
obat lain
|
Kontra indikasi
|
anak dibawah 6 thn, neuritis optik,
gangguan visual.
|
Efek samping
|
Neuritis optik, buta warna merah/hijau,
neuritis perifer
|
Sediaan
|
Etambutol (generik), tabl 250mg, 500mg
|
Cara penyimpanan
|
Wadah kedap udara
|
3. Isoniazid
Indikasi
|
Tuberkulosis, kombinasi dengan obat
Lain. Khasiat
tuberkulostatik paling kuat
dibanding obat lain.
|
Kontra indikasi
|
Penyakit hati, gangguan fungsi ginjal
|
Efek samping
|
Neuropati perifer (ganguan saraf dengan
gejala kejang-kejang) yang dapat dicegah dengan pemberian pyridoxin (vitamin
B6). INH kalau digunakan sebagai obat tunggal, resistensinya sangat cepat.
|
Sediaan
|
INH (generik) , tabl 100mg,300mg
|
4. Pyrazinamid
Indikasi
|
Tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat
lain, khasiatnya diperkuat oleh isoniazida
|
Kontra indikasi
|
Penderita ganguan hati
|
Efek samping
|
Hepatotoksik (menimbulkan kerusakan
hati) terutama pada dosis lebih dari
2 g/hari
|
Sediaan
|
Pyrazinamide (generik), tbl 500mg)
|
Cara penyimpanan
|
Wadah kedap udara terlindung dari sinar
|
Spesialite
obat-obat TBC.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Isoniazid (Isoniazidum)
|
INH Ciba
|
Novartis Indonesia
|
|
|
Isonex
|
Dumex
|
2
|
Rifampisin
(Rifampicinum)
|
Rifabiotic
|
Bernofarm
|
|
|
Rifamtibi
|
Sanbe
|
3
|
Pyrazinamid
(Pyrazinamidum)
|
Pezeta
|
Novartis Indonesia
|
4
|
Ethambutol
|
Cetabutol
|
Soho
|
|
|
Kalbutol
|
Kalbe farma
|
|
|
Etibi
|
Rocella
|
5
|
Isoniazida+Vit B6
|
Pehadoxin
|
Phapros
|
|
|
Inoxin
|
Dexa Medica
|
6
|
INH+Vit B6+Ethambutol
|
Intam 6
|
Rhone P
|
|
|
Meditam
|
Medikon
|
|
|
Mycotambin-INH Forte
|
UAP
|
7
|
Rifampicin+INH
|
Rimetazid
|
Biochemie
|
|
|
Ramicin-Iso
|
Westmont
|
2. Anti Lepra (Leprostatika)
Lepra
atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan
saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae
ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip
dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin
yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu
inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun.
Di
Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah
rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen
Kesehatan.
Pencegahan
Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari
suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis cukup
terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka
untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
Pada
tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan
perlindungan yang lumayan terhadap
infeksi dengan bentuk – L.
Pengobatan
Sejak
dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra,
yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
Pada
tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra,
yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri.
Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan
rifampisin.
WHO
menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan
rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul
dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur
hidup pada bentuk – L dan borderline.
Efek samping
Yang
terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang
diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan.
Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis
tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula
diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson,
tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya
kecuali klofazimin.
Untuk
mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau
sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti
kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya
berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping
1. Dapson :
diaminodifenilsulfon (DDS) )
Rumus bangun obat ini mirip sulfonamida :
R-NH-C6H4-SO2-R.
Spektrum
kerja kurang lebih sama, namun kegiatannya lebih kurang 10 kali lebih
kuat, sekaligus lebih toksis.
Indikasi
|
Leprostatik kuat berdasarkan persaingan
terhadap PABA
|
Kontra indikasi
|
-
|
Efek samping
|
Sukar tidur dan anemia ringa, demikian
pula agranulositosis.
|
Sediaan
|
Dapson (generik) tabl 50mg,100mg.
|
Cara penyimpanan
|
Terlindung dari sinar
|
Lama pengobatan
|
Dapson tidak mematikan baksil lepra,
maka meskipun gejala-gejala klulit dan luka-luka dalam beberapa bulan lenyap,
kuman masih tetap berada dalam selaput lendir, kulit dan saraf. Karena itu
terapi harus diteruskan hingga kuman lenyap sama sekali dari
jaringan-jaringan tersebut untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan untuk
bentuk – L setelah kurang lebih 5
tahun
|
2. Rifampisin
Antibiotik
ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja leprosid terhadap basil lepra.
Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4 minggu
bentuk – L yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi. Resistensi
dapat timbul dalam waktu singkat.
Indikasi, kontra indikasi dan efek samping
(lihat anti TBC).
3. Klofazimin
Obat
ini memiliki khasiat leprostatik yang sama kuatnya dengan dapson. Setelah
pengobatan beberapa bulan sebagian besar basil di dalam mukosa dan kulit
dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan otot-otot
polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu yang diperlukan
dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari jaringan.
Klofazimin
juga berkhasiat anti radang dan mencegah terjadinya benjol-benjol pada bentuk
-L.
E.Samping
: gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambung-usus, terjadi
,warna coklat kehitaman pada lesidan kulit yang terkena sinar mata hari,
perubahan warna rambut dll
Sediaan Generik: -
Spesialite
obat-obat anti lepra.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Diamino Difenil Sulfon
(DDS)
|
Dapson
|
Indofarma
|
2
|
Clofazimine
|
Lamprene
|
Novartis
|
Nama : EmoticonEmoticon